Reporter : Dhimas
Trenggalek - Protes puluhan Kepala desa se-kabupaten Trenggalek yang mempertanyakan pemotongan di gedunng DPRD Trenggalek diwarnai dengan aksi bakar kemenyan dan dupa, bahkan ketua DPRD setempat disumpahi terkena strooke apabila tidak memperhatikan aspirasi masyarakat.
"Disaksikan langit bumi dan isinya , apabila tidak mau mendengarkan aspirasi kami ,kita doakan terkena strooke" kata salah satu anggota paguyuban perangkat desa Trenggalek (PPDT) yang disambut tepuk tangan rekanya. Senin (27/9/2010)
Aksi bakar kemenyan puluhan perangkat desa tersebut merupakan bentuk luapan kekesalan karena tidak kunjung ditemui oleh pimpinan DPRD Trenggalek.
"Kalau tidak mampu jadi pemimpin ,lebih baik mundur saja" umpatsalah satu anggota PPDT lainya.
Seperti diketahui ,puluhan perangkat desa se Kabupaten Trenggalek mendatangi gedung DPRD Trenggalek unuk mempertanyakan keputusan pemotongan dana padat karya dari yang dijanjikan sebesar Rp 60 juta menjadi Rp 25 juta per desa.
"kamihanya inginmempertanyakan itu, siapa yang mengambil keputusan , kalau memang itu merupakan keputusan ketua dewanmaka kami tidak terima" kata Sumarni,kepala Desa Ngilnggis.
Namun upaya menemui ketua DPRD tersebut gagal, karena Akbar Abas sedang mengikuti rapat di Surabaya. Akhirnya massamembuuubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB danmengancamakan kembali mendapangi gedung dewan hingga hari kamis depan.
"Pokonya sebelum pelantikan bupati , kami harus bisa bertemu pimpinan dewan" pungkasnya. (dim)
0 komentar:
Posting Komentar