KBR68H "Terpercaya Menjangkau Nusantara"

Senin, 19 Desember 2011

13 KORBAN KAPAL TENGGELAM DITEMUKAN DI JEMBER

Trenggalek, 19/12 (ADSFM) - 13 imigran yang diduga korban kapal tenggelam di laut selatan Prigi Trenggalek, Jawa Timur ditemukan selamat oleh anak buah kapal (ABK) pengangkut batubara tujuan Cilacap di pulau Barong perairan Jember.

Kepala Basarnas Jatim, Surtisno mengatakan ke-13 korban tersebut dalam keadaan lemas setelah bertahan selama tiga hari ditengah laut. dari informasi yang diperoleh para korban menyelamatkan diri dengan menggunakan pelampung.

Sementara itu untuk memastikan keberadaan 13 korban tersebut kini tim Basarnas tengah menuju pulau Barong, Jember.

Sutrisno,menambahkan lokasi penemuan korban tersebut berada pada 100 mil dari lokasi tenggelamnya kapal.

PENYISIRAN DARI BALI GAGAL TEMUKAN IMIGRAN

Trenggalek, 19/12 (ADSFM) - Penyisiran ratusan imigran Timur Tengah yang tenggelam di kawasan Trenggalek, Jawa Timur hingga siang ini masih belum mendapatkan hasil.

Adul Nur , anggota Brigade Penolong Trenggalek mengatakan, tim SAR Bali yang melakukan penyisiran mulai dari perairan Bali hingga Trenggalek juga tidak menemukan adanya tanda-tanda korban yang mengapung. Sementara itu empat kapal yang melakukan pencarian diwilayah Trenggalek juga gagal menemukan korban lain.

Lanjut dia hari ini proses pencarian korban kemlai dilanjutkan dengan tambahan personil dari Polda Jatim , Brimob serta sejumlah potensi SAR di Jawa Timur.
"Ada tambahan personil lain , dari Samapta Polda Jatim, Brimob dan dari potensi SAR lainya, namun sejauh ini masih hasilnya masih nihil. Ini kapalnya Denpasar yang menyisir dari timur sudah sampai di sini tapi juga nihil," kata anggota Brigade Penolong Trenggalek, Adil Nur.

Sebelumnya sebuah kapal yang mengangkut 250 imigran asal Timur Tengah tenggelam di laut selatan Prigi Trenggalek, dari total korban baru 34 orang yang berhasil diselamatkan, sedangkan sisanya masih dinyatakan hilang.

PETUGAS IMIGRASI TUNGGU REKOMENDASI UNHCR

Trenggalek, 19/12 (ADSFM) - Petugas kantor imigrasi Blitar, Jawa Timur masih menunggu organisasi migran internasional (IOM) serta perwakilan badan perlindungan pegungsi dan anak PBB (UNHCR) untuk menentukan status 34 imigran yang berhasil diselamatkan dari tenggelamnya kapal yang mereka tumpangi dikawasan Prigi Trenggalek.

Kepala kantor Imigrasi Blitar, Suhartono mengatakan, dengan menggandeng pihak IOM dan UNHCR diharapkan dapat dikertahui apakah warga timur tengah tersebut masuk dalam daftar pengungsi atau bukan.

Suhartono menambahkan, dari pemeriksaan awal , para imigran tersebut diduga kuat adalah ilegal. Mereka sengaja ingin ke pulau Cristmast Australia untuk mencari suaka politik.

lanjut Suhartono saat ini 34 imigran tersebut telah dievakuasi ke tempat penampungan kantor imigrasi Blitar, untuk menjalani proses imigrasi lebih lanjut.

Sebuah kapal yang mengangkut 250 imigran tenggelam di laut selatan Prigi Trenggalek, Jawa Timur, hingga kini baru 34 orang yang berhasil diselamatkan.

HELI GAGAL TEMUKAN KORBAN LAIN

Trenggalek, 18/12 (ADSFM) - Hasil penelusuran imigran timur tengah yang tenggelam di Trenggalek, Jawa timur melaui udara belum menemukan titik terang.

Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Edy Sumantri mengatakan dari penelusuran di 40 mil laut dari garis pantai pihaknya tidak menemukan satupun korban yang mengapung .

Edy menduga titik koordinat yang ditelusuri tersebut kurang akurat, untuk itu ia akan berkoordinasi dengan tim lain guna memndapatkan titik yang pasti.

Sementara itu untuk melakukan penelusuran di bibir pantai, telah mengerahkan 150 anggota polisi, TNI dan nelayan setempat.
saudara sebelumnya sebuah kapal yang mengangkut 250 imigran timur tengah tenggelam di laut selatan Prigi, kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Dari jumlah tersebuut hanya 34 yang berhasil diselamatkan.

BASARNAS JATIM KERAHKAN KEKUATAN PENUH

Trenggalek, 18/12 (ADSFM) - Basarnas Surabaya mengerakan seluruh potensi untuk membantu proses pencarian ratusan imigran Timur Tengah yang tenggelam di laut selatan Prigi kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Kepala Basarnas Surabaya, Sutrisno mengatakan saat ini dua tim dari Surabaya juga telah dikirim ke Trenggalek. Selain itu Basarnas Surabaya juga meminta bantuan ke Basarnas Bali dan Koarmatim untuk membantu proses pencarian.

Labih lanjut Sutrisno menjelaskan, proses pencarian siang hari ini juga masih sedikit mengalamai kendala oleh gelombang tinggi dan angin kencang , sedangkan kapal yang dimiliki Basarnas berbahan fiber sehingga tidak mampu menembus cuaca tersebut, untuk mengatasinya, Basarnas pihaknya terpaksa menyewa kapal milik nelayan setempat.

saudara sebelumnya sebuah kapal yang mengangkut 250 imigran timur tengah tenggelam di laut selatan Prigi, kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Dari jumlah tersebuut hanya 34 yang berhasil diselamatkan.

Sabtu, 17 Desember 2011

KAPAL PENGANGKUT 250 IMIGRAN TIMUR TENGAH TENGGELAM DI PRIGI

Trenggalek, 17/12 (ADSFM) - Sebuah kapal yang mengangkut 250 imigran gelap asal timur tengah tenggelam di laut Prigi Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Juru bicara Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh mengatakan saat ini jajaran polres Trenggalek dan tim SAR masih melakukan evakuasi ratusan imigran tersebut untuk dibawa ke darat.

Sampai berita ini diturunkan korban yang berhasil baru berjumlah 26 orang. sedangkan 224 lainya dinyatakan masih hilang.

Polisi memperkirakan para imigran itu akan menuju ke Australia untuk mencari suaka politik, namun ketika melintas di kawasan Prigi kapal tersebut justru tenggelam.

TKI DOMINASI PERCERAIAN DI TRENGGALEK


Trenggalek, 17/12 (ADSFM) - Angka perceraian di Kabupaten Trenggalek masih didominasi oleh tenaga kerja Indoanesia (TKI).

Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Trenggalek, Katimun mengatakan jumlah TKI yang mengajukan perceraian tahun ini mencapai 50 persen dari total permohonan perceraian.

Namun demikian menurut Katimun, jumlah TKI yang bercerai tahun ini turun drastis dibanding beberapa tahun yang lalu yang mendominasi hingga 70 persen.

Menurut Katimun, beberapa penyebab munculnya gugatan cerai TKI tersebut karena kesulitan beradaptasi dengan perubahan ekonomi, sehingga menimbulkan konflik antara suami dan istri. Selain itu juga disebabkan oleh kurangnya nafkah batin yang memicu keinginan untuk berselingkuh.

Sementara itu angka perceraian di Trenggalek tahun ini lebih dari 1600 perkara , ia memperkirakan sampai akhir tahun jumlahnya akan meningkat hingga 1800 perkara. Dari jumlah tersebut 900 diantaranya merupakan cerai gugat atau perceraian yang diajukan oleh pihak perempuan.

Dari catatan Pengadilan Agama Trenggalek, sejak tiga tahun lalu, permohonan perceraian terus mengalami peningkatan , dalam setahun rata-rata bertambah 20 persen.

Jumat, 16 Desember 2011

PEMKAB TRENGGALEK SIAPKAN ANGGARAN Rp 4 M UNTUK E-KTP



Trenggalek, 16/12 (ADSFM) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek menyiapkan anggaran 4,170 M untuk persiapan pelaksanaan program KTP elektronik (E-KTP) tahun 2012 mendatang.

"Dana itu akan dibagi ke 14 kecamatan secara prorsional yang disesuaikan dengan jumlah penduduk wajib KTP," kata Kepala Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Trenggalek, Sigit Afus Hari Basuki, Jumat.

Sejumlah sarana dan prasana akan dibiayai dari APBD 2012 tersebut, diantaranya untuk melengkapi ruang pelayanan di tiap kecamatan, penambahan daya listrik PLN serta pengadaan generator set (genset).

"Karena kalau mengandalkan daya listrik yang terpasang saat ini tidak akan mampu, sedangkan untuk genset ini untuk mengantisipasi bila terjadi pemadamam listrik," imbuh pria yang akrab disapa Sigit ini.

Disisi lain Pemkab Trenggalek juga mulai mempersiapkan sejumlah fasilitas pendukung seperti tenda, kursi serta toilet.

Sementara itu untuk operator yang akan menjalankan mesin E-KTP berjumlah delapan orang per kecamatan, yang rencananya akan diambilkan dari unsur PNS, namun apabila masih ada kekurangan akan diambilkan ditambah tenaga dari perangkat desa.

Sigit menambahkan, tenaga E-KTP tersebut aka mendapatkan pelatihan khusus dari pemerintah pusat atau pihak ketiga yang telah ditunjuk, sehingga ia yakin pada saat pelaksanaan nanti tidak akan menemukan kendala yang berarti.

"Tim pelaksana dari tingkat kabupaten sampai tingkat kecamatan juga sudah kami siapkan, pokjanya juga sudah, sedangkan segalitasnya dengan SK (surat keputusan) bupati.

Disinggung mengenai pelaksanaan E-KTP di Trenggalek, Sigit mengaku akan dilaksanakan secara massal, yang dikelompokkan sesuai desa masing-masing.

"Kami menargetkan tahun 2012 semua wajib KTP Trenggalek sudah memiliki E-KTP, karena pelayanan tahun 2012 gratis dan dibiayai oleh pemerintah pusat,sedangkan tahun selanjutnya akan dibebankan ke pemerintah daerah," katanya.

Dalam sehari Sigit menargetkan minimal dapat melayani 400 pemohon KTP, dengan durasi waktu antara tiga sampi lima menit per orang, sehingga dalam satu bulan (22 hari kerja) mampu melayani 8800 E-KTP.

"Dari study banding di Madura beberapa waktu yang lalu, yang menjadi kendala ternyata bukan operatornya , melainkan masyarakatnya itu sendiri, salah satu contohnya, ada yang malu saat akan diambil foto kornena matanya , sehingga membtuhkan waktu lebih lama," jelasnya.

Rabu, 14 Desember 2011

ANGKA PERCERAIAN DI TRENGGALEK NAIK 200 PERKARA


Trenggalek, 14/12 (ADSFM) - Angka perceraian di Kabupaten Trengalek, Jawa Timur meningkat rata-rata 200 perkara per tahun.

"Peningkatan ini terjadi selama tiga tahun terakhir ini, mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 ," kata Panitera MUda Hukum, Pengadian Agama Trenggalek, Katimun, Rabu.

Ia menjelaskan dalamkurun waktu 11 bulan terakhir mulai Januari hingga November 2011, jumah perkara ang masuk di Pengadilan Agama Trenggalek mencapai 1618 perkara, diperkirakan hingga akhir tahun 2011 jumlahnya akan mencapai 1800 perkara.

"Ini masih sampi bulan November saja, jumlah ini pasti akan bertambah,karena masih banyak perkara yang belum kami rangkum, terlebih untuk bulan Desember ini. Sementara itu untuk tahun lalu (2010) jumlahnya 1674 perkara, katanya merinci.

Perkara perceraian yang masuk didominasi oleh cerai gugat atau perceraian yang diajukan oleh pihak perempuan, dimana jumlahnya mencapai sepertiga dari total perkara yang masuk.

"Data sementara tahun 2011, untuk cerai gugat jumlahnya 897, sedangkan cerai talak atau cerai yang diajukan oleh pihak lai-laki sebanyak 463, untuk sisanya belum kami proses," tuturnya.

Lebih lanjut katimun menjelaskan, hal-hal yang melatarbelakangi kasus perceraian di Trenggalek diantaranya adalah masalah ekonomi, tidak adanya tanggung jawab, tidak ada kecocokan serta perselingkuhan.

Ia menambahkan kasus perceraian tahun ini 50 persennya dialami oleh tenaga kerja Indonesia (TKI) yang saat ini bekerja diluar negeri, namun menurutnya jumlah tersebut telah mengalami penurunan drastis dibanding beberapa tahun yang lalu.

"Tiga atau empat tahun yang lalu jumlahnya bisa mencapai 70 persen. Alhamdulilah saat in sudah berkurang, semoga kedepan jumlahnya terus menurun," Kata Katimun saat ditemui diruang kerjanya.

Untuk meenekan angka perceraian tersebut Pengadilan Agama Trenggalek melakukan bebarapa pendekatan, salah satunya melaui mediasi dan bimbingan.

"Jadi sesuai dengan fungsinya, pengadilan itu bukan semata-mata untuk menceraikan orang, namun juga untuk melakukan penasehatan dalam rangka untuk menjaga keuntuhan rumah tangga, setiap perkara yang masuk pastia akan kami lakukan proses mediasi terebih dahulu," tuturnya.

Untuk itu, Katimun berharap setiap keluarga untuk senantiasa meningkatkan rasa tanggung jawab, saling menjaga serta berusaha semaksimal mungkin melakukan pemenuhan hak-hak dan kewajiban yang telah gariskan.

PENGADILAN TOLAK GUGATAN SENGKETA PEMBANGUNAN KANTOR DESA




Trenggalek, 14/12 (ADSFM) - Ratusan warga Desa Ngulankulon Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mendatangi di Pengadilan Negeri Trenggalek untuk menyaksikan sidang putusan sengketa pembangunan kantor desanya yang diduga mencaplok tanah milik salah satu warga.

Massa yang memadati jalan raya depan pengadilan juga meminta majelis hakim menolak gugatan ahli waris Suryowiryo yag telah memperkarakan pembangunan kantor desa tersebut.

"Ke-enam penggugat ini bukan ahli waris Suryodiwiryo, mereka adalah anaknya Warni, selain itu obyek yang dipermasalahkan ini telah ditukar guling, sehingga tidak ada alasan untuk menerima gugatan tersebut," kata salah satu warga Desa Ngulan Kulon, parto.

Selain beorasi, warga juga membentangkan sejumlah spanduk dan poster yang berisi kecamatan terhadap penggugat.

Sementara itu dari dalam surang persidangan, majelis hakim yang dipimpin oleh Joko saptono membacakan amar putusan perkara sengketa lahan tersebut.

Dalam pertimbangannnya, majelis hakim menilai Suryodiwiryo dan warni adalah satu orang, yang tidak lain adalah ayah dari para penggugat, hal tersebut dibuktikan dengan surat nikah antara Warni dengan Ibu para penggugat, Lamijah.

"Sesuai dengan keputusan Mahkamah Agung nomor 307 tahun 1960 menerangkan bahwa janda berhak atas harta yang ditinggalkan suaminya, sehingga dengan dalam hal ini Lamijah juga merupakan ahki waris," kata Jpkp Saptono.

Karena penggutan tidak mengikut sertakan Lamijah, hakim menganggap perkara perkara sengketa lahan tersebut tidak lengkap.

"Sesuai dengan putusan Mahkamah Agung Nomor 503 tahun 1974, salah satu intinya menyatakan, dalam kasus sengketa lahan seluruh ahli waris harus diikutkan dalam perkara, baik itu sebagai penggugat maupun tergugat," katanya.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, majelis hakim akhirnya memutuskan untuk menolak gugatan yang diajukan oleh enam ahli waris Suryodiwiryo, selain itu penggugat huga diminta untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 1.200.000.

Mendengar putusan majelis hakim, ratusan warga Desa Ngulankulon langsung berdiri bersorak-sorai kegirangan dan membubarkan diri puku 15.00 WIB dengan tertib.

Sementara itu, kuasa hukum penggugat, Mohammad Mohtar mengaku kecewa atas putusan majelis hakim, ia menilai dasar yang digunakan untuk mutuskan perkara tersebut salah dan melebar dari perkara yang digugat.

"Yang kami gugat adalah terkait batasnya tanah bukan ditukar gulingnya, yang tadinya luasnya 600 m2 kok melebar menjadi 610 m2 setalah pembangunan pondasi," katanya

Kemudian dasar yang menerangkan bahwa janda adalah aliwaris suami, menurut pengacara tersebut sudah kadaluarsa karena telah diperpaharui dengan yang baru, sehingga tidak bisa dipakai lagi.

Menurutnya, janda hanya bisa menempati tapi tidak bisa untuk menguasai, karena tanah yang disengkatan tersebut adalah harta pusaka bukan harta gono gini.

"Atas putusan ini kami akan berkonsultasi dulu dengan para penggugat, apakah akan banding atau mengajukan gugatan lagi," jelas Mohtar.

Perkara sengketa lahan tersebut bermula dari proyek perluasan kantor Desa Ngulan kulon yang dilakukan oleh pemerintah desa, saat itu pihak penggugat yang terdiri atas Yasmini, Sumini, Kasmiatin, Katmini, Sulastri dan Sri Sugiarti merasa dirugikan karena tanah miliknya telah dicaplok pihak desa untuk pembangunan kantor desa.

Selasa, 13 Desember 2011

KEMENDAGRI MINTA PEMDA LAKUKAN REMORMASI BIROKRASI


Trenggalek, 13/12 (ADSFM) - Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) mengimbau masing-masing pemerintah daerah melakukan reformasi birokrasi, demi menyeimbangkan anggaran belanja aparatur dengan anggaran belanja pembangunan.

"Beberapa pemerintah daerah masih ada yang belanja aparaturnya itu lebih dari 50 persen, makanya kami sarankan agar jumlah anggaran untuk belanja pembangungan minimal lebih besar dari pelanja aparaturnya," kata Kabag Kelembagaan Biro Organisasi Kementerian Dalam negeri, Izzudin, Selasa.

Untuk mewujudkan keseimbangan anggaran belanja tersebut, ia meminta sejumlah lembaga daerah yang terlalu gemuk dan boros anggaran untuk dirampingkan segingga lebih efisien.

"Prinsip dari lembaga daerah itu adalah tepat fungsi dan tepat ukuran, jadi tidak boleh terlalu gemuk dan tidak boleh terlalu kurus," Jelas Izzudin usai memberikan pembekalan tentang kelembagaan di Gedung Bawarasa Trenggalek.
Bagi pemerintah daerah yang saat ini jumlah anggaran pegawainya lebih dari 50 persen dari total APBD, tidak diperbolehkan untuk melakukan perekrutan pegawai negeri sipil hingga akhir 2012, hal itu sesuai surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Keuangan.

"Sedangkan yang anggaranbelanja pegawainya dibawah 50 persen masih diperbolehkan melakukan perekrutan PNS namun hanya terbatas untuk tenaga guru dan kesehatan," Katanya tegas.

Untuk itu pemerintah daerah juga diminta untuk menghitung ulang jumlah pegawai negeri (PNS) yang ada di wilayahnya masing-masing, memastikan kebutuhan, kekurangan maupun kelebihan jumlah pegawainya.

Laporan hasil penghitungan ulang pengawai ini harus dilaporkan ke pemrintah pusat pada akhir Desember ini. Hasil penghitungan tersebut akan dipakai sebagai pedoman untuk menata organisasi agar sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 dengan indikator dan kriteria yang lebih valid.

"Kebetulan saat ini kami juga sedang merencanakan untuk merevisi PP 41, yakni untuk lebih memprjelas masing-masing bidang, seperti dinas pertanian indikatornya akan lebih jelas, berapa jumlah sawah atau petani, seperti itu," katanya.

Senin, 12 Desember 2011

POLISI SULIT KEMBANGKAN KASUS PEMBOBOLAN "DUNIA CELL"


Trenggalek, 12/12 (ADSFM) - Tim penyidik Polres Trenggalek, Jawa Timur, kesulitan untuk melakukan pengembangam kasus pembobolan salah satu konter HP di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek (8/12).

"Karena salah satu pelaku yang berhasil kami tangkap, Ahmad Imron (30) tidak mau buka mulut menganai aksi-aksi yang pernah ia lakukan sebelumnya," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti MUnawaroh.

Padahal menurut Siti pihak polisi telah mememiliki bukti berupa video rekanam CCTV saat pelaku menjalankan aksinya di salah satu tempat di Kabupaten Ponorogo.

"Di dalam video tersebut jelas-jelas ada gambar pelaku, namun dia tidak mengakuiya, kalau sudah begini kami jelas kesulitan untuk bisa memburu ke pelaku-pelaku lain," katanya.

Polisi menduga, komplotan pembobol toko tersebut memiliki prinsip yang kuat untuk mengamankan kejahatan yang pernah dilakukan.

"Bahkan andai kata dibunuh, komplotan ini tidak takut. Mereka lebih memilih bungkam, karena prinsipnya apabila sampai mengakui maka hukumannnya akan bertambah, dia hanya mau mengaku kalau tertangkap tangan," jelas Siti.

Lebih lanjut, wanita berpangkat tiga balok di pundak ini mengatakan, beberapa nama pelaku lain yang telah disebutkan oleh Imron juga palsu, hal tersebut diketahui saat polisi melakukan pelacakan pada alamat tersebut.

"Kami memang harus jeli untuk bisa mengembangkan kasus ini, serta tidak mudah percaya dengan kata-kata dia (Imron)," kata Siti Munawaroh.

Sebelumnya, kamis (8/12) konter telepon selular "Dunia Selular" di jalan Soekarno-Hatta 89 Kelutan, Trenggalek dobobol komplotan maling.

Komplotan spesialis pertokoan elektronik tersebut beraksi sekira pukul 3.00 WIB dini hari, meraka masuk kedalam toko dengan memotong gembok menggunakan gergaji besi dan pemotong baja.

"Hal itu terbukti dari beberapa barang bukti yang kami sita, diantaranya ada dua sepeda motor, gergaji besi, linggis, pemotong baja serta pipa," beber Siti.

Polisi yang datang ke tempat kejadian perkara (TKP) hanya berhasil menangkap seorang pelaku, Ahmad Imron (30) warga Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Sedangkan lima pelaku lainya berhasil melarikan diri.

PETANI DESA WIDORO GELAR LABUH PANEN

Petani Desa Widoro Kecamatan Gandusari Trenggalek menggelar 'Labuh Panen' untuk mensyukuri karunia Tuhan YME yang telah memberikan hasil panen melimpah.

BANTUAN BIBIT PADI HIBRIDA TIDAK DIMINATI PETANI WIDORO



Trenggalek, 12/12 (ADSFM) - Bantuan bibit padi Hibrida dari Pemkab Trenggalek, Kurang diminati oleh petani Desa Widoro kecamatan Gandusari, karena dinilai tidak tahan hama.

"Bantuan pemkab ada dua jenis, yakni jenis Hibrida dan jenis Serang, yang tidak ada peminatnya hanya jenis Hibrida sedangkan untuk Serang sudah habis," kata perangkat Desa Widoro, Samsul Ma'arif, Senin.

Para petani merasa trauma menanam padi jenis Hibrida, karena pada musim tanam sebelumnya, padi jenis itu justru tidak tahan terhadap serangan hama wereng.

"Karena musim yang lalu itu, jenis lain masih bisa penen, tapi untuk jenis Hibrida banyak yang tidak penen ," katanya.

Saat ini petani lebih memilih untuk menanam padi jenis ciherang dan IR64, selain lebih tahan terhadap hama, jenis padi tersebut lebih mudah dalam perawatan.

Samsul mengklaim setelah beralih ke jenis ciherang dan IR64, hasil panen saat ini kembali normal dan nyaris tidak terjadi serangan hama wereng.

"Lihat saja, hampir seluruh tanaman padi di kawasan Widoro utara ini tumbuh dengan baik, bahkan kalau dibanding hasil musim tanam yang lalu bisa berbalik 180 derjad," katanya, sambil menunjukkan hamparan tanaman padi di desanya.

Meski demikian Samsul berharap, petani di desanya tetap ada yang mau memanafatkan bantuan pemerintah tersebut, karena apabila tidak dimanfaatkan akan terbuang sia-sia.

Menurutnya, Pemerintah desa dan penyuluh pertanian telah menyiapkan beberapa cara agar serangan wereng tidak muncul kembali, salah satunya dengan menyamakan masa tebar benih dan tanam padi.

"Seluruh sawah di Widoro utara harus menebar benih tanggal 15 Desember, apabila semua sudah serempak maka potensi serangan hama itu akan lebih sedikit, karena areanya serangannya sangat luas," kata Samsul menjelaskan.

Sementara itu, salah satu petani Desa Widoro, Ahmad Ma'ruf, mengaku tetap enggan untuk menanam padi jenis Hibrida, ia tidak ingin gagal panen terulang kembali.

"Kalau ada jenis yang lebih unggul, kenapa harus mencoba yang lain," kata bapak tiga anak ini.

Sabtu, 10 Desember 2011

BULOG TRENGGALEK BERHARAP BISA PAKAI BERAS IMPOR


Trenggalek, 10/12 (ADSFM) - kepala Bulog Trenggalek berharap, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengeluarkan ijin pemanfaatan beras impor untuk memenuhi kekurangan pasokan beras miskin (raskin) di wilayahnya.

"Di gudang Trenggalek saat ini ada 92 ton, kalau itu diijinkan kami akan langsung distribusikan ke desa-desa yang belum mendapatkan raskin, namun kalau tidak diijinkan kami tidak berani mengeluarkan," kata kepala Gudang Semi Permanen (GSP) Bulog Trenggalek, Chom Syaiful, Sabtu.

Menurutnya, jumlah beras impor yang disimpan di Trenggalek ini relatif kecil dibanding dengan yang disimpan di gudang Bulog lain.

"Kalau gudang sini hanya mampu menampung sekitar 3000 ton beras, makanya beras impor yang disimpan disini juga relatif kecil hanya 92 ton, kalau di gudang lain itu ada yang mencapai ribuan ton," katanya.

Pria yang akrab disapa Syaiful ini mengaku pasokan raskin untuk wilayah Trenggalek untuk bulan November dan Desember masih kosong.

"Seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, kekurangan raskin selama dua bulan ini mencapai 2000 ton, kalau saja pak Gubernur mengijinkan pasti sangat membantu," jelas Syaiful.

Namun nampaknya harapan Bulog Trenggalek tersebut bakal sia-sia, pasalnya, Gubernur Jatim pada saat melakukan pertemuan dengan Bulog akhir November lalu menolak dengan tegas pemanfaatan beras impor untuk memenuhi kebutuhan raskin.

Bahkan apabila ada gudang yang nekat mengeluarkan beras impor asal vietnam tersebut pihaknya akan menutup dan menyegel gudang tersebut.

Gubernur menyarankan agar pihak Bulog mencari pasokan beras lokal dari kabupaten/kota yang selama ini menjadi lumbung padi di Jawa Timur.

Sementara itu, ketua DPRD Trenggalek, Saniman Akbar Abbas mendukung langkah Gubernur Jatim yang melarang impor beras, karena apabila beras impor tersebut diedarkan, ia khawatir akan menganggu kesejahteraan petani lokal.

"Karena ini adalah keputusan politik yang pro rakyat maka kami juga mendukungnya,masih banyak cara lain untuk bisa memenuhi stok raskin," katanya.

Selain itu Abbas meminta pihak Bulog untuk memperhatikan kualitas beras yang didistribusikan kepada warga miskin.

"Jangan sampai kejadian di Munjungan terulang kembali, kalau hancur seperti itu bukan beras namanya tapi menir," pintanya tegas.

Jumat, 09 Desember 2011

STOK RASKIN TRENGGALEK KOSONG


Trenggalek, 9/11 (ADSFM) - Penyaluran bantuan beras miskin (raskin) di 152 desa di Kabupaten Trenggalek, Jawa timur tersendat, karena stok beras di gudang Bulog setempat habis.

Kepala Gudang Bulog Trenggalek, Chom Syaiful mengatakan, kekurangan beras untuk warga miskin tersebut mencapai 2000 ton yakni alokasi untuk bulan November dan Desember.

"Yang saat ini kami distribusikan ke masyarakat ini adalah stok raskin untuk bulan Oktober itupun masih belum mencukupi, sedangkan untuk November dan Desember belum ada sama sekali," katanya, Jumat.

Menurut Syaiful, salah satu penyebab kosongnya stok beras di gudang bulog salahsatunya disebabkan oleh sulitnya mendapatkan beras dari petani lokal, hal itu terjadi karena harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan jauh lebih rendah dibanding harga beras dipasaran.

"Saat ini HPP di Jawa Timur Rp6800, sedangkan harga beras dipasaran harganya berkisar antara Rp7.000 gingga Rp7.500 perkilogramnya, makanya masyarakat lebih memilih untuk menjual berasnya ke pasar," tuturnya.

Lebih lanjut, Chom syaiful menjelaskan, kebutuhan beras miskin di kabupaten Trenggalek dalam kurun waktu satu tahun mencapai 10.333 ton, jumlah tersebut akan dibagi ke 152 desa yang tersebar di 14 kecamatan.

Untuk mengatasi kelangkaan beras tersebut, Bulog Trenggalek berancana mendatangkan beras dari beberapa gudang Bulog di Jawa Timur yang saat ini mengalami kelebihan stok.

"Kami akan coba cari di gudang sekitar Trenggalek dulu, kalaupun tidak ada kami akan mendatangkan dari gudang lain di Jatim, Informasinya tadi di Jember ada sisa stok 5000 ton, kemungkinan besar itu akan kami ambil," kata Syaiful.

Selain mendatangkan beras dari gudang lain, Bulog Trenggalek juga berancana akan memanggil sejumlah rekanan pengadaan beras untuk membahas pengadaan beras tahun 2012.
"Kami berharap dengan HPP baru di jawa Timur sebesar Rp6800 itu, pihak rekanan mampu mencarikan beras yang kami butuhkan , sehingga stok untuk bulan-bulan berikutnya tidak tersendat lagi," harap Syaiful.

Data di Badan Pusat Statistik (BPS) Trenggalek, jumlah rumah tangga miskin yang berhak menerima bantuan raskin 47.406 KK, masing-masing KK mendapatkan alokasi raskin 15Kg dengan harga Rp1600/Kg.

Sementara itu Ketua DPRD Trenggalek, Saniman Akbar Abbas menyesalkan atas minimnya stok beras tersebut, Ia mendesak agar Bulog segera mencarikan kekurangan tersebut.

"Hal ini harus segera mendapatkan perhatian, kasihan masyarakatnya kalau sampai bantuan tersebut sampai tersendat-sendat ," katanya.

Kamis, 08 Desember 2011

PEMKAB TRENGGALEK BATAL RELOKASI PKL RUMAH SAKIT

Trenggalek, 8/12 (ADSFM) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur batal merelokasi pedagang kaki lima (PKL) yang berada di depan RSUD dr Soedomo Trenggalek.

"Sebetulnya pemerintah kabupaten sudah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait, baik itu PKL, PDAM , RSUD maupun dari kelurahan, namun tidak menemukan titik temu," kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek, Yoso Mihardi, Kamis.

Setelah bebrapa kali pertemuan gagal mencapai kata sepakat, akhirnya Bupati Trenggalek Mulyadi Wiryono, langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah sakit dan kawasan PKL tersebut untuk mencari jalan keluar.

"Saat inspeksi itu, pak bupati bersama ketua DPRD memanggil kepala PDAM, direktur rumah sakit, kepala dinas permukiman dan lurah Tamanan untuk diajak rembukan," katanya.

Dari pertemuan singkat tersebut bupati menyatakan, tidak akan melakukan relokasi PKL, namun pihaknya justru berancana akan melakukan penataan ulang kawasan tersebut dengan membangun kios permanen untuk PKL.

"Keputusan itu diambil demi menjaga ingkungan rumah sakit ini agar lebih tertata rapi dan kelihatan bersih, masak rumah sakitnya dibangun bagus namun depannya terlihat semrawut," kaya Yoso.

Dengan disepakatinya rencana pembangunan loss permanen tersebut, bupati berharap dapat menjadi jalan keluar terbaik dalam menyelesaiakn permasalahan yang selam ini menjadi pertentangan antara PKL, RSUD, PDAM maupun kelurahan.

"Nantinya pintu barat yang menuju UGD itu akan ditutup, sehingga yang difungsikan hanya dua pintu utama saja, sedangkan loss PKL akan digeser kebarat, mepet dengan kantor PDAM," katanya menjelaskan.

Menurut Yoso, pembangunan loss PKL itu diupayakan dapat terealisasi pada tahun anggaran 2012 mendatang, namun apabila masih belum bisa direlisasikan terpaksa harus menunggu pada tahun anggaran berikutnya.

Saat ditanya mengenai mekanisme pemanfaatan bangunan permanen tersebut, Yoso mengaku Pemkab Trenggalek akan memberlakukan sistim sewa seperti pemanfaatan pertokoan lain yang dikelola oleh pemkab.

DUNIA CELL DIBOBOL MALING, SATU PELAKU DITANGKAP


Trenggalek, 8/12 (ADSFM) - Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa Timur, Kamis dini hari, berhasil menangkap salah satu dari kawanan pencuri saat beraksi di Konter Dunia Cellular, Jalan Soekarno-Hatta 89 Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek.

"Dari enam pelaku, masih satu orang yang berhasil kami tangtkap yakni atas nama Ahmad Imron (30) warga Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, yang lain masih dalam pengejaran," kata kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Kamis.

Meski lima pelaku berhasil kabur, namun Siti optimis polisi akan bisa melakukan penangkapan, karena saat ini pihaknya telah mengantongi identitas masing-masing.

"Semua pelaku dari luar Kabupaten Trenggalek, yang tiga orang berasal dari Kelurahan Benowo, Kecamatan Manukan, Kota Surabaya, kemudian dua orang termasuk yang kami tangkap ini dari kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Gresik dan yang satu orang dari Kabupaten Tuban," kata Siti merinci.

Dari tangan pelaku, polisi meyita barang bukti, dua buah Handphone buatan China, gergaji besi, gunting baja, pipa, linggis, gembok toko serta dua unit sepeda motor.

"Kedua motor tersebut adalah milik pelaku, masing-masing Yamaha Vixion S 5674 EI dan Honda Vario nomor polisi W 6011 JL, saat ini barang bukti kami amankan di Polres Trenggalek," Kata Siti.

Ia menceritakan, penangkapan pelaku pencurian dengan pemberatan itu bermula sekira pukul 3.30 WIB, salah satu warga mengetahui ada beberapa orang yang mencurigakan duduk-duduk di depan konter Dunia Cellular. Selanjutnya hal tersebut dilaporkan ke Pos Polisi Widowati.

"Mendapat laporan itu dua anggota (polisi) lalu-lintas langsung menuju ke TKP (tempat kejadian perkara), saat itu anggota melihat ada empat orang yang sedang duduk di depan toko sedangkan dua orang keluar dari dalam toko, ketika polisi hendak mendekat empat pelaku mencoba kabur dengan menggunakan sepeda motor," tuturnya.

Mengetahui hal tersebut dua anggota polisi tadi langsung menendang sepeda motor yang hendak dipakai oleh pelaku hingga roboh, sedangkan satu sepeda motor berhasil dibawa kabur oleh tiga pelaku ke arah selatan.

"Karena dua sepeda motor roboh akhirnya tiga pelaku sisanya nekat lari ke arah utara, yang kemudian dilakukan pengejaran hingga berhasil kami tangkap satu orang ini," ucap perwira pertama ini.

AKp Siti Munawaroh menambahkan, saat ini tim reserse Polres Trenggalek langsung diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pengejaran para pelaku yang belum tertangkap.

Ia menilai, komplotan pencuri ini sudah profesional, hal tersebut terlihat dari barang bukti peralatan yang dipakai oleh para pelaku untuk membuka pintu toko.

"Mereka benar-benar sudah siap untuk menjalankan aksinya, peralatan langkap dan dilihat dari cara mereka kabur juga cukup sigap," pungkasnya.

Selasa, 06 Desember 2011

POLISI BELUM BERHASIL UNGKAP PELAKU PEMBUNUHAN WATULIMO

Trenggalek, 6/12 (ADSFM) - Tim reserse dan kriminal Polres Trenggalek mengaku kesulitan melakukan pengungkapan kasus pembunuhan dua pria di kawasn hutan Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo (Sabtu 18/11).

"Sampai sekarang masih gelap, data-data yang kami miliki belum mampu meberikan petunjuk, siapa pembunuh kedua pria tersebut," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Selasa.

Untuk mengungkap kasus pembunuhan itu kapolsian Trenggalek menerjunkan dua tim yang dipimpin langsung oleh Kapolres Trenggalek, AKBP Totok Suhariyanto.

"Dua tim ini masih merupakan tim lama yang sebelumnya berhasil melakukan pengungkapan identitas kedua mayat korban, tapi nampaknya sekarang masih belum menemukan titik terang," katanya.

Kini Polres Trenggalek juga masih bekerjasama dengan aparat Polres Denpasar, Bali guna mengungkap rekam jejak korban selama masih hidup.

"Kami terus melakukan koordinasi dengan Polres Denpasar, mengingat kedua korban ini aktifitasnya sehari-harinya di Bali, selain itu salah satu korban adalah DPO (daftar pencarian orang) polres setempat, sehinga kami berharap ada data tambahan yang bisa kami jadikan rujukan," jelas Siti.

Lebih lanjut siti mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan beberapa anggota keluarga korban diketahui, korban pertama, Hadi Sardono ternyata adalah warga asli Kabupaten Banyuwangi yang setahun lalu menikah dengan perempuan Madiun, sementara sehari-hari pria bertubuh gempal tersebut berprofesi sebagai juru tagih (Debt Collector Free lance).

"Sedangkan untuk korban kedua yakni I wayan Ngawit Ala adalah warga asli Bali yang berprofesi sebagai satpam atau tenaga pengamanan di salah satu perusahaan, Kedua korban ini ternyata tenpat tinggalnya di bali berhadap-hadapan, sehingga wajar apabla sering pergi bersama," TuturSiti.

Siti menambahkan pihaknya tidak akan melakukan pemeriksaan tambahan terhadap anggota keluarga korban, ia beralasan data dari anggota keluarga tersebut telah cukup.

Sementara itu terkait dugaan luka tembak senjata api pada kedua korban, polisi masih belum berani menyimpulkan , pasalnya hingga kini Polres Trenggalek belum mendapatkan data resmi hasil penelitian dari Laboratorium Forensik Polda Jatim.

"Apabila hasil penelitian itu turun, minimal kami bisa mengetahui apakah lubang itu bekas tembakan senjata api atau bukan, kalaupun benar bekas senjata api kan bisa diketahui senjata jenis apa yang dipakai oleh pelaku," katanya.

Sebelumnya, Polisi menerima laporan penemuan dua mayat pria bertato di tepi jalan hutan Desa Karanggandu Kecmatan Watulimo pada hari Jumat (18/11) dan Sabtu (19/11).

Mayat pertama ditemukan pukul 13.00 WIB di hutan petak 22 dengan kondisi setengah telanjang, hanya memakai celada dalam serta kaos kaki.

Sedangkan mayat keduan ditemukan pukul 9.00 WIB di bawah pohon cengkeh di kawasan hutan Tumpak Ampo Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo atau sekitar 500 meter dari lokasi penemuan mayat pertama.

Kedua memiliki ciri-cirinya yang hampir sama, yakni bertubuh besar dan bertato, hanya saja mayat kedua saat ditemukan masih berpakaian lengkap.

RIBUAN BANSER TUTUP PAKSA LOKALISASI BLITAR

Blitar, 6/12 (ADSFM) - Ribuan banser dan gabungan umat Islam di Kabupaten Blitar, Jawa Timur melakukan penutupan paksa aktifitas di bekas lokalisasi Tanggul yang berada di Desa Pasirharjo Kecamatan Talun.

Dalam aksi yang dijaga kekat oleh polisi tersebut, massa sempat melakukan perusakan sejumlah fasilitas di lokasilisasi.

Beruntung, saat digeruduk ribuan banser tersebut , para PSK dan mucikari telah pergi meningalkan lokalisasi sejak semalam, sehingga tidak terjadi bentrok.

Koordinator aksi sekaligus Ketua Banser Kabupaten Blitar Imron Rosadi mengatakan, aksi tersebut merupakan bentuk kekesalan warga, karena para penghuni lokasisasi tetap nekat beroperasi meski telah ditutup sejak 8 Juni 2011 yang lalu.

Selain itu para penghuni lokalisasi juga dianggap mengabailam Perda No 15 tahun 2008 tentang larangan prostitusi di Kabupaten Blitar.

Imron menambahkan dari tiga lokalisasi yang berada di kabupaten Blitar hanya lokasisasi pasir harjo yang dinilai tidak kooperatif. sedangkan dua lokalisasi yang lainnya yakni Poluhan dan Selorejo telah bersedia ditutup.

Sebelumnya, sejumlah PSK dan mucikari menolak untuk menutup aktifitas prostitusi tersebut, namun hanya bersedia mengosongkan dalam waktu tertentu.

Senin, 05 Desember 2011

DITUDUH SELINGKUH , ANGGOTA DPRD TRENGGALEK LAPOR POLISI

Trenggalek, 5/12 (ADSFM) - Salah satu anggota DPRD Trenggalek, Jawa Timur, Ahmad Jauhari melaporkan tetangganya sendiri karena dituduh telah berselingkuh.

"Sesuai surat laporan polisi nomor LP/36/XII/2011/Polsek Durenan, pia yang akrab disapa Gus Hari ini melaporkan tetangganya yang bernama Budi (40) warga desa Semarum Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek," kata Kasubag Humas pOlres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Senin.

Dalam laporannya ke Polsek Durenan, pria yang juga ketua DPC Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Trenggalek tersebut merasa nama baiknya tercemar setelah mendapatkan pesan pendek (SMS) dari Budi yang berisi tuduhan bahwa ia telah berselingkuh dengan seorang wanita berambut merah.

"Pada SMS yang dikirim ke anggota dewan ini, terlapor mengaku mempunyai bukti perselingkuhan tersebut berupa foto korban saat bersama pasangan selingkuhnya," katanya.

Siti menambahkan, tuduhan perselingkuhan ini diterima Gus Hari , pada saat yang bersangkutan mengikuti kunjungan kerja ke Sulawesi.

Terkait laporan tersebut, polisi akan memanggil terlapor untuk dilakukan pemeriksaan, apabila terbukti melakukan fitnah , terlapor terancam dijerat pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik.

"Kami akan berhati-hati dalam melakukan penyidikan kasus ini, mengingat kasus ini menjadi perhatian publik, jangan sampai terlapor maupun pelapor dipersalahkan sebelum ada bukti yang kuat dan putusan pengadilan, kami memakai prinsip praduga tidak bersalah," kata Polwan ini.

Sampai berita ini ditulis, Gus Hari masih belum berhasil dikonfirmasi, dari dua nomor ponsel yang dimiliki ADSFM semuanya tidak aktif, sementara di kantor DPRD Trenggalek juga tidak ada.

Menanggapi laporan tersebut , salah satu anggota DPRD Trenggalek, Burhanuddin menyayangkan langkah yang diambil rekannya , karena hal itu bisa menjadi bumerang dan justru mencemarkan nama baiknya sendiri.

"Kalau memang tidak melakukan, lebih baik dibiarkan saja, kalau ditanggapi justru akan menjadi masalah baru," kata Anggota DPRD dari fraksi PKS ini.

Sebelumnya Gus Hari juga pernah mengeluh kesejumlah wartawan mengenai berita di salah satu media mingguan di Trenggalek yang juga memberitakan dugaan perselingkuhan.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Hari membantah keras, bahkan ia berjanji akan meberikan sejumlah uang bagi yang berhasil membukikan bahwa dia telah berselingkuh.

Kamis, 01 Desember 2011

OPERASI ZEBRA, POLRES TRENGGALEK TARGETKAN TINDAK 600 PELANGGAR LALIN


Trenggalek, 01/12 (ADSFM) - Polres Trenggalek berusaha keras untuk menekan pelangaran dan angka kecelakaan lalulintas di wilayahnya.

Upaya tersebut salah satunya melaui operasi zebra yang diselenggarakan selama 14 hari mulai 28 November sampai dengan 11 Desember 2011

Kapolres trenggalek AKBP Totok Suhariyanto mengatakan, dalam operasi tersebut polisi melakukan pemeriksaan terhadap seluruh kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Totok menjelaskan, dalam operasi yang digelar serentak di seluruh Jawa Timur tersbut polisi mengintensifkan ada pelanggaran yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Dari beberapa kali empat kali razia, pihaknya telah menilang lebih dari 100 pengendara, dengan pelanggaran terbanyak dialami oleh pengendara sepeda motor.

AKBP Totok Suhariyanto menambahkan, operasi zebra tersebut akan lebih di konsentrasikan di sepanjang jalan yang rawan kecelakaan lalulintas atau black spot area, seperti dijalan Trenggalek-Tulungagung dan Trenggalek-Ponorogo.

"Dalam 14 hari oparasi tersebut ditargetkan mampu menindak lebih dari 600 pelanggaran lalulintas," kata Totok Suhariyanto.

Untuk mendukung operasi tersebut , kapolres menerjunkan 66 anggota yang dibagi menjadi dua sift, razia siang dan malam.

Rabu, 30 November 2011

25 DESA DI TRENGGALEK TAK MEMILIKI SEKDES

Trenggalek, 30/11 (ADSFM) - Sedikitnya 25 desa dari 152 desa di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur saat ini mengalami kekosongan jabatan sekretaris desa (Sekdes) karena memasuki masa pensiun.

Kabag Pemerintahan Desa Setda Trenggalek, Agus Salim, mengatakan, desa yang tidak memiliki sekdes berada di Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Pogalan, Durenan, Kampak, Gandusari, Watulimo, Pule, Panggul, Dongko dan Kecamatan Munjungan.

"Dari 11 kecamatan itu, jumlah kekosongan terbanyak berada di kecamatan pinggiran, seperti di Kecamatan Dongko ada lima desa dan kecamatan Bendungan ada empat desa," katanya.

Agus berdalih banyaknya desa yang tidak memiliki sekdes tersebut akibat dari penerapan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Desa, yang mana seluruh jabatan sekretaris desa harus diisi oleh pegawai negeri sipil (PNS).

"Untuk pengisian jabatan tersebut ada beberapa kendala, diantaranya tidak adanya PNS yang berdomisili di desa atau sekitar desa tersebut, kalaupun ada adalah PNS fungsional seperti guru dan tenaga medis dan itu tidak bisa dijadikan sekdes," katanya.

Sedangkan Pemkab Trenggalek belum berani mengisi kekosongan sekdes itu dari PNS yang berdomisili dari luar desa yang bersangkutan karena takut terjadinya gejolak maupun penolakan dari masyarakat.

"Sebetulnya kalau dilihat aturannya, pengangkatan sekdes itu adalah kewenangan dari sekda (sekretaris daerah) langsung dan bisa diisi oleh PNS dari luar desa, namun kami masih memberikan semacam kesempatan kepada pihak desa untuk mengajukan PNS setempat yang nantinya akan diangkat menjadi sekdes," kata Agus menjelaskan.

Kosongnya jabatan puluhan sekdes tersebut kini mulai berdampak pada kinerja pemerintahan desa, terutama menyangkut laporan ke pemerintah kabupaten.

"Meskipun dampaknya tidak begitu besar namun sudah mulai kelihatan, kalau biasanya laporan itu tetap waktu,kini banyak yang mengalami keterlambatan," kata Agus.

Untuk mengatasi masalah tersebut, jabatan sekretaris desa yang kosong, sementara ini diisi pelaksana tugas (plt) yang dijabat oleh salah satu perangkat desa setempat.

"Meski jabatannya rangkap namun tunjangannya tidak boleh dobel, harus memilih salah satu, pilih sekdes atau jabatan aslinya," katanya.

Sedangkan untuk rencana jangka penjang, pihaknya akan mencoba mengusulkan ke pimpinan daerah untuk memasukkan lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebagai salah satu calon pengisi jabatan sekretaris desa.

Karena dilihat dari segi kempuan lulusan IPDN dinilai telah memiliki bekal yang cukup tentang ilmu pemerintahan, selain itu jabatan tersebut bisa menjadi tambahan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapatkan selama menempuh pendidikan.

"Sebetulnmya ada satu lagi cara untk mengisi kekosongan itu, yakni dengan melakukan perekrutan CPNS untuk formasi sekdes, tapi untuk diperbolehkan apa tidak untuk formasi ini masih akan kami diskusikan dulu dengan BKD (Badan Kepegawaian Daerah)," tutur Agus.

Disisi lain, Agus menceritakan, Selain 25 desa mengalami kekosongan jabatan sekdes, saat ini terdapat 15 sekdes yang belum berstatus pegawai negeri sipil.

Sekdes non-PNS tersebut rata-rata telah berusia lebih dari 51 tahun, sehingga tidak tidak bisa diangkat menjadi PNS. Mekipun tidak berstatus PNS, namun Pemkab Trenggalek masih memberikan kesempatan terhadap sekdes definitif tersebut untuk terus menjabat hingga masa pensiun tiba.

Selasa, 29 November 2011

POLISI LANGSUNG LIBATKAN JAKSA DALAM REKONSTRUKSI PEMBUNUHAN




Trenggalek, 29/11 (ADSFM) - Kepolisian Trenggalek, Jawa Timur langsung melibatkan tim kejaksaan negeri setempat dalam melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan pengamen yang terjadi di lereng gunung ja'as.

"Kasusnya memang belum kami limpahkan ke kejaksaan, namun saat ini (rekonstruksi) sudah kami libatkan, hal ini dalam rangka untuk menyamakan persepsi," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek AKP Siti Munawaroh, Selasa.

Ia berharap, pada saat kasus pembunuhan sadis tersebut dilimpahkan ke jaksa penuntut umum (JPU) maupun proses persidangan tidak terjadi perbedaan pendapat antara polisi dan kejaksaan dalam penerapan pasal maupun kronologis kejadiannya.

Selain itu, keterlibatan jaksa itu diharapkan dapat mempercepat proses penyidikan ditingkat kejaksaan, karena tidak perlu menggelar rekonstruksi ulang.

"Semua sudah diperagakan oleh tersangka sesuai dengan keterangannya sendiri maupun keterangan dari beberapa saksi yang telah kami periksa, transparan dan tidak ada yang kami tutup-tutupi," ucap Siti menjelaskan.

Perwira pertama ini menambahkan, pihaknya akan bekerja secepat mungkin untuk menyelesakan tahap penyidikan, sehingga perkara tersebut bisa segera dilimpahkan ke kejaksaan.

Sementara itu dalam proses rekonstruksi, di lerang gunung ja'as, Selasa (29/11), tersangka Endik Dwi Arianto (22) warga Desa Masaran Kecamatan bendungan, Trenggalek ini memperagakan sejumlah kejadian yang ia lakukan sebelum hingga setelah membunuh kawannya sendiri Arif Hendra Setiawan (31) warga Lingkungan Loksongo Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek.

Dalam peragaanya, peristiwa pembunuhan itu diawali dengan pesta minuman keras yang dilakukan oleh Endik dan tiga temannya, ditengah-tengah aksi mabuk-mabukan itu, antara Endik dan Arif terlibat pertengkaran hingga keduanya saling pukul.

"Kemudian si Endik lari kebawah sana untuk mengambil palu milik salah satu pekerja proyek, selanjutnya kembali ke TKP (tempat kejadian perkara) langsung menghajar korban dengan memukulkan palu tersebut pada bagian kepala sebanyak dua kali," Tutur Siti.

Pada saat terjadi perkelahian itu salah satu teman mabuk korban berusaha melerai dengan merangkul pelaku dan menjatuhkannya ke tanah, namun upaya tersebut sia-sia, karena pelaku justru semakin kalap dan mengambil batu yang ada disampingnya, kemudian dipukulkan ke kepala korban hingga tewas.

"Jadi dari rekonstruksi ini bisa kita lihat dengan jelas bagaimana kronoligis kejadian sebenarnya hingga korban Arif benjol meninggal," kata AKP Siti Munawaroh.
Setelah menggelar rekonstruksi tersebut polisi optimis dapat menjerat tersangka dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

"Kami yakin pelaku dapat kami jerat dengan pasal 338 KUHP, karena matinya korban ini benar-benar akibat penganiaayaan yang dilakukan oleh tersangka Endik, yakni setelah beberapa kali dipukul menggunakan palu dan batu" katanya.

Sebelumnya, Minggu (13/11), Arif Hendra Setiawan (31) warga Lingkungan Loksongo Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek ditemukan tewas tergelatak di tepi jalan kawasan gunung ja'as.

Saat ditemukan mayat pengamen tersebut dalam kondisi yang mengenaskan, karena kepala bagian belakangnya pecah akibat pukulan benda benda keras.

Setelah dilakukan pemeriksaan sejumlah saksi, polisi yakin pelaku pembunuhan keji tersebut adalah Endik Dwi Arianto (22) warga Desa Masaran Kecamatan bendungan, Kabupaten Trenggalek.

"Tersangka sempat buron selama tiga pekan, yang kemudian berhasil kami tangkap di tempat persembunyiannya di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Sabtu (26/11) dini hari," pungkas AKP Siti Munawaroh.

Senin, 28 November 2011

15 MOBIL OPERASIONAL POLISI DIDISTRIBUSIKAN KE MASING-MASING POLSEK

Trenggalek, 28/11 (ADSFM) - 15 mobil dinas baru milik kepolisian Trenggalek didistribusikan ke 13 polsek jajaran. Kapolres Trenggalek AKBP Totok Suhariyanto mengatakan, masing-masing polsek mendapatkan jatah satu unit mobil Mitsubhisi Strada Double Cabin, sedangkan satuan sabara Polres Trenggalek mendapatkan jatah dua unit mobil sedan.

AKBP Totok Suhariyanto menambahkan, pemberian mobil operasional ini sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja kepolisian dalam rangjka melayani masyarakat.

"Ini dalam rangka untuk memberikan pelayanan prima, merespon secaracepat dinamika yang terjadi dimasyarakat, intinya segera, misalkan ada permintaan pengamanan bisa segera dipenuhi dengan mobil tersebut dengan kecepatan memadai," kata Kapolres Trenggalek AKBP Totok Suhariyanto.

Sementara itu Kasubag Humas Polres Trenggalek , AKP Siti Munawaroh mengatakan, sudah saatnya kepolisian mendapatkan fasilitas yang layak untuk menjalankan tugasnya , pasalnya saat ini armada yang dimiliki kepolisian sangat minim dan mayoritas telah berusia tua.

Sabtu, 26 November 2011

POLISI TANGKAP PELAKU PEMBUNUHAN DI GUNUNG JA'AS



Trenggalek, 26/11 (ADSFM) - Jajaran Polres Trenggalek, Jawa Timur dan Polres Tapin, Kalimantan Selatan berhasil menangkap pelaku pembunuhan seorang pengamen yang terjadi di lereng gunung Ja'as, Kabupaten Trenggalek tiga pekan lalu (Minggu 13/11).

"Alhamdulilah, pelaku yang bernama Endik Dwi Andrianto (22) warga Desa Masaran, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek ini berhasil kami tangkap setelah menjadi DPO (daftar pencarian orang) selama tiga minggu, ini merupakan hasil kerja keras kami bersama Polres Tapin" kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Sabtu.

Lebih lanjut Siti menjelaskan, penangkapan tersebut dilakukan hari Sabtu (26/11) dini hari sekira pukul 02.00 Wita, oleh tim buru sergap polres Tapin yang dipimpin langsung oleh kapolres setempat.

"Informasi sementara yang kami peroleh, tersangka ditangkap di kawasan Tapin Utara saat sedang tidur ditempat persembunyiannya, untuk kronologis lengkapnya besok siang saja, karena saat ini tersangka masih belum datang," kata perwira pertama ini.

Setelah mendapat informasi penangkapan tersebut, tim Polres Trenggalek langsung melakukan penjemputan Untuk dibawa ke Mapolres Trenggalek guna proses hukum lebih lanjut.

"Ada beberapa anggota polres Trenggalek yang menjemput kesana, pukul 5.00 Wib sore tadi baru sampai di Bandara Juanda Surabaya, kemungkinan nanti sampai sini sekira pukul 11 malam," kata Siti menjelaskan.

Sementara itu dari data rekam jejak di Polres Trenggalek, tersangka Endik Dwi adalah residivis yang pernah masuk penjara gara-gara kasus penaniayaan yang terjadi pada bulan maret 2010 yang lalu.

Sebelumnya, Arif Hendra Setiawan (31) seorang pengamen asal lingkungan Loksongo Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek, minggu sore (13/11) ditemukan tewas di jalan kawasan gungung ja'as yang tidak jauh dari rumahnya.

Saat ditemukan kondisi mayat korban dalam keadaan yang mengenaskan, karena kepala bagian belakangnya pecah akibat dipukul benda tumpul sejenis palu.

Dari olah tempat kejadian perkara (TKP) polisi menemkan sejumlah barang kti diantaranya, palu, potongan kayu, sepda motor Honda Megapro milik korban, pakaian serta sandal jepit.

Sementara itu informasi yang diperoleh ADSFM dari salah satu saksi yang diperiksa polisi, sebelum terjadi pembunuhan tersebut Arif bersama empat temannya menggelar pesta minuman keras di kawasan wana wisata gunung ja'as.

Saat asyik menenggak minuman beralkohol tersebut, antara Arif dan Endik terjadi perselisihan hingga berujung pada perkelahian, merasa kalah dalam duel itu, kemudian Andik bergegas menjunu ke tepi sungai dan meminjam sebuah palu milik pekerja proyek.

Selanjutnya ia kembali kelokasi kejadian untuk melampiaskan kemarahannya terhadap Arif dengan cara memukul kepala korban menggunakan palu tersebt hingga tewas.

"rencananya nati tersangka akan kami jerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, namun kalau pembunuhan itu direncanakan maka akan kami jerat dengan pasal 340 KUHP," pungkas Siti.

Jumat, 25 November 2011

POLISI BERHASIL MENGUNGKAP IDENTITAS KORBAN PEMBUNUHAN


Trenggalek, 25/11 (ADSFM) - Kepolisian Trenggalek, Jawa Timur berhasil mengungkap identitas mayat dua pria yang ditemukan di hutan Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo, Sabtu (19/11).

Mayat pertama diidentifikasi bernama Hadi Sardono, kelahiran Kabupaten Madiun, sedanghkan mayat kedua, yang ditemukan di hutan Tumpak Angpo bernama I Made Ngawit Ala, warga jlan Tukat Haya Gg 9 nomor 14 Denpasar, Bali.

"Untuk Hadi sardono ini kemungkinan besar rumahnya Kediri namun untuk kepastiannya masih kami lacak, kebetulan yang bersangkutan ini adalah DPO (daftar pencairan orang) kasus pembunuhan," kata kasubag Humas Polres Trnggalek, AKP Siti Muawaroh, Jumat.

Keberhasilan pengungkapan identitas tersebut, setelah Kepolisian Denpasar melakukan penelusuran pemilik terakhir mobil Toyota Kijang LSX nomor polisi DK 1545 CL yang sebelumnya dipakai kedua korban.

"Kalau di STNK atas namanya Wahyuni, tapi setelah ditelusuri lagi ternyata mobil itu telah berpindah tangan dan pemilik terakhirnya adalah I Made Ngawit Ala itu sendiri, hal ini diakui oleh pihak keluarganya," katanya.

Setelah mendapat titik terang pemilik asli mobil tersebut, polisi langsung menunjukkan foto-foto yang sebelumnya tersimpan dalam memory Blackberry korban, dari situlah keluarga pemilik mobil mengenali bahwa salah satu korban pembunuhan itu adalah I Made Ngawit Ala.

AKP Siti Munawaroh menambahkan, saat ini pihak keluarga korban sedang dalam perjalanan dari Bali menuju Trenggalek untuk mengambil jenazah.

"Mayat kedua korban kami simpan di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, namun keluarga korban akan ke Trenggalek dulu, baru kemudian kami antar kesana (rumah sakit). Informasinya Hari ini sudah berangkat ke Trenggalek, kemungkinan besok (sabtu 25/11) baru sampai sini," ucap polwan ini.

Sementara itu terkait identitas seorang wanita berkerudung merah jambu yang berada didalam mobil bersama kedua korban, diperkirakan adalah istri korban pertama Hadi Sardono.

"Keberadaanya masih belum kami ketahui, tetapi dari data awal yang kami peroleh, wanita tersebut rumahnya Kediri," kata Siti menjelaskan.

Sementaar itu untuk mengumpulka bukti-bukti tambahan, aparat kepolisian melakukan penyisiran ulang di sekitar lokasi penemuan mayat.

"siapa tahu ada bukti baru yang akan memperjelas pengungkapan kasus ini, terlebih saat ini keberadaan wanita di dalam mobil tersebut belum diketahui, jangan-jangan juga ikut terbunuh," katanya.

Rabu, 23 November 2011

FOTO - FOTO KORBAN PEMBUNUHAN WATULIMO






POLISI UNGKAP FOTO KORBAN PEMBUNUHAN



Trenggalek, 23/11 (ADSFM) - Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur mengungkap foto-foto korban pembunuhan dua pria bertato yang ditemukan di kawasan hutan Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo (Sabtu).

"Dari identifikasi yang dilakukan oleh labfor terhadap handphone Blackberry yang ditemukan di saku korban terdapat foto-foto ini," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, sambil menunjukkan sejumlah foto korban, Rabu.

Polisi yakin foto yang terdapat pada Blackberry tersebut adalah foto korban sebelum dilakukan eksekusi pembunuhan.

Keyakinan polisi itu setelah pihaknya melakukan pencocokan tato maupun pakaian yang dipakai dengan mayat yang ditemukan di Karanggandu beberapa waktu yang lalu.

"Mayat kedua pakai celana doreng dan di foto juga memakai doreng, demikian juga pada mayat pertama salah satu telinganya memakai anting, di foto ini juga demikian dan dari temuan ini kami juga yakin bahwa antara mayat pertama dan kedua memiliki kaitan, karena mereka selalu bersama" jelas Siti.

Dalam foto yang ditunjukkan kepada sejumlah wartawan, nampak beberapa aktifitas korban sebelum dilakukan eksekusi, diantaranya foto berdua di lereng gunung, foto di belakang rumah bambu (gedhek), foto berdua di tugu pantai Prigi, foto bertiga dengan seorang wanita didalam mobil serta foto mobil Toyota Kijang LSX berplat nomor polisi Bali DK 1545 CL.

Setelah mengetahui adanya foto mobil dalam Blackberry itu, penyidik Polres Trenggalek langsung menghubungi Polda Bali untuk menanyakan identitas pemilik mobil tersebut.

Dari konfirmasi itulah diketahui nama pemiliknya adalah Wahyuni, warga jalan Pulau Buru no 4, namun mobil tersebut ternyata sudah dipindah tangankan kepada orang lain dan saat ini belum diketahui pemiliknya selanjutnya.

"Disisi lain, Kami juga akab menelusuri siapa wanita berkerudung merah jambu yang ada dalam mobil bersama dengan kedua korban," ucap Siti.

Sementara itu, terkait lokasi pembunuhan, aparat kepolisian Trenggalek belum berani memastikan meski dalam foto tersebut terlihat jelas korban sedang berpose di bawah tugu pantai Prigi dan memakai pakaian yang sama dengan yang dipakai saat mayatnya ditemukan.

"Memang ada kemungkinan eksekusinya dilakukan di Trengalek, namun kami masih belum berani memastikan, akan diteliti lebih lanjut kapan foto ini diambil," jelas AKP Siti Muawaroh didampingi KBO Reskrim IPTU Sudarno.

Lebih lanjut siti menjelaskan, untuk mengungkap identitas kedua pria bertato itu pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda jatim untuk menyebar luaskan foto-foto tersebut keseluruh polres jajaran maun polda lain.

"Kami juga berharap apabila ada masyarakat yang mengenali foto ini, segera menghubungi polres Trenggalek melalui nomor 0355 791123 atau ke nomor ponselnya kasat reskrim 081335120499," kata Siti mengimbau .

AKP Siti Munawaroh menambahkan, saat ini tim Labfor Polda Jatim juga masih berusaha mencari petunjuk lain yang tersimpan dalam memory Blackberry milik korban.

"Salah satu yang akan diteliti adalah pesan singkat atau SMS serta aktifitas chating pada BBM, siapa tahu dari data tersebut identitas korban dapat kami ungkap lebih dalam," katanya.

Namun disisi lain, polisi telah memastikan penyebab kematian kedua pria bertato itu adalah akibat dibunuh yang didasarkan pada hasil otopsi di rumah sakit Bahayangkara, Kediri.

"Jadi, matinya korban ini akibat luka tembus yang ada dikepala bagian depan sampai kepala bagian belakang, untuk memastikan luka ini apakah akibat peluru sejata apai atau yang lain, tim labfor masih melakukan penelitian alurnya," jelasnya.

Sebelumnya Kepolisian Sektor Watulimo, Trenggalek menerima laporan adanya penemuan dua mayat pria bertato di hutan tumpak semin petak 122 (Jumat, 18/11) dan hutan tumpak angpo Desa Karanggandu Kecamatan watulimo (Sabtu, 19/11).

Saat ditemukan kondisi mayat pertama nyaris bugil, hanya memakai celana dalam serta kaos kaki, sedangkan mayat kedua yang ditemukan dibawah pohon cengkih atau 500 meter dari lokasi pertama dengan kondisi masih memakai pakian lengkap.

Selasa, 22 November 2011

POLISI PASTIKAN MAYAT PRIA BERTATO ADALAH KORBAN PEMBUNUHAN

Trenggalek, 22/11 (ADSFM) - Tim Laboratorium Forensik Polda Jatim dan kepolsian Trenggalek terus berusaha melakukan pengungkapan identitas mayat pria bertato yang ditemukan di desa karanggandu kecamatan watulimo beberapa waktu yang lalu.

Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Saiful Rohman mengatakan, dari hasil otopsi yang dilakukan di rumah sakit bhayangkara kediri kemarin, Labfor Polda Jatim memastikan, kedua mayat pria tersebut adalah korban pembunuhan.

Sementara itu mengenai lubang tembus yang berada di kepala korban, masih akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah bekas luka tembakan senjata api atau bukan.

"Kami belum bisa memastikan apakan itu bekas tembakan atau bukan, karena di dalam kepala korban tidak ditemukan proyektil peluru, untuk memastikan itu labfor akan melakukan penelitian lebih lanjut megenai alur lubang tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Saiful Rohman, Selasa.


Saiful menambahkan , untuk mengungkap identitas korban, kali ini pihaknya juga telah menyerahkan blackberry yang ditemukan di saku saah satu korban kepada tim laboratorium forensik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Ia berharap dari blackberry tersebut dapat memberi petunjuk mengenai identitas korban maupun pelaku pembunuhan.

ANGIN KENCANG TERJANG TRENGGALEK


Trenggalek, 22/11 (ADSFM) - Sejumlah pohon kota dan baliho non permanen di jalan Soekarno-Hatta, kelurahan Kelutan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur roboh diterjang angin kencang, Selasa Siang.

Akibatnnya, akses utama menuju kota tersebut tertutup total selama satu jam karena terhalang pohon angsana berdiameter 50 centimeter yang melintang badan jalan.

"Tadi sekira jam 11.30 hujan turun cukup lebat disertai angin kencang, tidak lama kemudian pohon ini roboh, yang disebelah selatan sana juga roboh," kata Salah satu warga Kelurahan Kelutan Trenggalek, Anik, Selasa.

Robohnya pohon tersebut membuat arus lalu-lintas menjadi terganggu dan terpaksa dialihkan melalui gang-gang kecil yang ada disekitar lokasi.

Selain menutup seluruh badan jalan, pohon angsana tersebut juga menimpa salah satu pengendara motor yang hendak menuju ke wilayah kota, namun beruntung hanya sepeda motornya yang mengalami kerusakan.

"Kejadiannya mendadak sekali, tahu-tahu roboh, saya tidak sempat menghindar dan untung hanya mengenai bagian lampu depan ini saja," kata Pengendara motor, Prayit.

Petugas kantor lingkungan hidup yang menerima laporan kejadian itu langsung mendatangi lokasi dan memotong dahan pohon yang mengahalangi jalur protokol tersebut dengan menggunakan gergaji mesin.

Sementara itu salah satu warga Kelutan, Anik berharap, petugas lingkungan hidup secara rutin melakukan mengontrol pohon-pohon kota yang berada disepanjang jalan utama.

"Dengan melakukan pengecekan tersebut maka akan mengurangi resiko kejadian yang sama, coba kalau sampai tadi itu arus lalu-lintas ramai pasti akan jatuh korban," katanya.

Ia meminta, sejumlah pohon yang saat ini kondisinya rapuh maupun keropos untuk segera dilakukan pemotongan, mengingat saat ini musim penghujan sudah tiba dan sering kali disertai dengan angin kencang.

"Takutnya kalau sampai dibiarkan saja akan membahayakan rumah penduduk yang ada disekitar pohon-pohon itu, tapi kalau ohonnya kelihatanya masih kokoh ya jangan dipotong," kata Anik berharap.

Disisi lain, dari pantauan ADSFM, beberapa baliho non permanen yang dipasang di sisi jalan Soekarno-Hatta utara juga roboh, namun baliho yang rata-rata berukuran 3 X 4 meter tersebut tidak sampai mengganggu pengguna jalan.

Senin, 21 November 2011

MAYAT PRIA BERTATO DIDUGA DITEMBAK

Trenggalek, 21/1 (ADSFM) - Tim Laboratorium forensik (Labfor) Polda Jatim, menemukan luka yang diduga bekas tembakan di salah mayat yang ditemukan di Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo beberapa waktu yang lalu.

"Saat kami lakukan olah TKP mayat yang kedua bersama dengan tim labfor Polda, ada lubang pada bagian dahi yang tembus sampai kepala bagian belakang, dugaan sementara akibat ditembak," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Senin.

Untuk memastikan dugaan tersebut, saat ini mayat korban dibedah dan dilakukan proses otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri.

"Proses otopsinya dilakukan oleh pihak RS Bhayangkara, didampingi oleh tim Labfor Polda Jatim dan penyidik dari Polres Trenggalek, dari otopsi ini nanti akan diketahui apakah luka tersebut benar-benar bekas tembakan tau bukan," Tutrnya.

Siti menambahkan, proses otopsi kali ini dilakukan secara bersamaan dengan mayat pertama, yang ditemukan sehari sebelumnya.

"Kebetulan untuk mayat yang pertama belum kami lakukan otopsi, karena sebelumnya kami berharap ada keluarga korban yang datang, namun ternyata tidak ada," katanya.

Sementara itu disinggung mengenai identitas kedua korban tersebut, Siti mengaku pihaknya hingga kini masih belum berhasil melakukan identifikasi.

"Karena di lokasi kejadian tidak kami temukan selembar identitas sama sekali, kami sudah menyebarkan foto korban ke polsek jajaran maupun ke daerah lain, namun sampai saat ini belum ada hasilnya," kata polwan ini.

Polisi menduga kedua mayat pria bertato itu adalah warga dari luar kabupaten Trenggalek yang sengaja dibunuh dan dibuang di kawasan hutan Desa Karanggandu Kecamatan watulimo.

"Warga sekitar tidak ada yang mengenal maupun mengetahui kedua orang tersebut, sehingga besar kemungkinan wilayah Watulimo ini hanya dijadikan lokasi pembuangan saja," katanya menduga.

Sebelumnya, warga Desa Karanggandu digegerkan oleh penemuan dua mayat pria bertato di tepi jalan hutan desa setempat.

Mayat pertama ditemukan hari Jumat (18/11) sekira pukul 13.00 WIB di hutan petak 22 dengan kondisi setengah telanjang, hanya memakai celada dalam serta kaos kaki.
"Mayatnya ini bertubuh gempal penuh dengan tato di pungggung maupun lengan, salah satu tato di bagian lengan bertuliskan Yahmi, selain itu salah satu telinganya memakai anting," kata Siti menyebutkan ciri-ciri korban.

Sedangkan mayat keduan ditemukan keesokan harinya (19/11) pukul 9.00 WIB di bawah pohon cengkeh di kawasan hutan Tumpak Ampo Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo atau sekitar 500 meter dari lokasi penemuan mayat pertama.

"Mayat Yang kedua ciri-cirinya hampir sama dengan yang pertama, bertubuh besar dan bertato, hanya saja saat ditemukan masih berpakaian lengkap," ucap Siti.

Sabtu, 19 November 2011

LAGI.. TEMUKAN MAYAT KORBAN PEMBUNUHAN

Trenggalek, 19/11 (ADSFM) - Sesosok mayat yang diduga korban pembunuhan kembali ditemukan Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

"Penemuananya sekitar pukul 9.00 Wib tadi pagi, di bawah pohon cengkeh kurang lebih 10 meter dari jalan, untuk kondisi mayat sudah membusuk dan berbau," kata kapolsek Watulimo, AKP Mohammad Khoiril, Sabtu.

Lokasi penemuan mayat tersebut berada di kawasan tumpak ampo desa Karanggandu, menurut Khoiril lokasi itu sekitar 500 meter dari lokasi penemuan mayat pertama di petak hutan 22 Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo.

"Kami masih belum bisa memastikan apakah mayat kedua ini korban pembunuhan atau bukan, karena masih dilakukan olah TKP, kalau kemungkinan memang ada kaitannnya dengan penemuan sebelumnya," katanya.

Dari olah TKP sementara dari tubuh korban tidak ditemukan tanda pengenal atau identitas, namun ciri-ciri korban hampir mirip dengan korban pertama, yakni tubuhnya dipenuhi dengan tato.

"Tadi yang menemukan perama kali adalah salah satu warga Karanggandu, namanya Katimin, waktu itu dia sedang mencari rumput untuk pakan ternaknya,beitu tahu ada mayat langsung memberi tahu warga lain dan diteruskan ke kami (polisi),' Tutur mantan KBO Reskrim ini.

Hingga berita ini ditulis, jajaran kepolsian Sektor Watulimo belum berani melakukan evakuasi tubuh korban, karena masih mengungu tim laboratorium forensik (Labfor) dari Polda Jatim.

"Sementara mayat korban masih ada di TKP, karena tadi dapat instruksi dari atasan, tim labfor Polda Jatim akan langsung ke TKP untuk ikut melakukan olah TKP," kata Khiril menjelaskan.

Sementara itu salah satu warga Karanggandu, Yudish mengaku miris dengan adanya penemuan doa sosok pria berato itu, ia khawatir wilayahnya dijadikan tempat pembuangan korban pembunuhan.

"Warga disini banyak yang takut, masak dalam satu hari ditemukan dua mayat, apalagi dulu juga pernah ada 'debt collector' yang dibunuh dan mayatnya sengaja dibuang di kawasan sini (Watulimo)," katanya.

Ia berharap polisi segera melakukan upaya pengungkapan kasus tersebut denga menangkap pelakunya, sehingga warga sekitar tidak dicekam ketakutan.

Sehari sebelumnya, Sabtu (18/11) warga menemukan mayat tanpa identitas di hutan petak 22 Desa Karangandu Kecamatan Watulimo, mayat tersebut hanya mengenakan celana dalam dan kaos kaki.

Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti munawaroh mengatakan, mayat tersebut diduga akibat korban pembunuhan , pasalnya ditubuh korban terdapat luka yang diduga akibat kekerasan.

Saat ini mayat yang tidak beridentitas tersebut dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota kediri untuk dilakukan otopsi.

PRIA BERTATO DITEMUKAN TEWAS DIBUNBUH DI WATULIMO


Trenggalek, 19/11 (ADSFM) - Kepolsian Trenggalek, Jawa Timur menduga mayat yang ditemukan di kawasan hutan petak 22 Desa Karangggandu Kecamatan Watulimo adalah korban pembunuhan.

"Kesimpulan sementara itu muncul setelah kami melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) kemarin sore (Jumat 18/11), pada tubuh korban tepatnya di bagian hidung terdapat luka yang mengeluarkan darah," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti MUnawaroh, Sabtu.

Untuk memastikan penyebab pasti kematian mayat tanpa identitas tersebut, polisi telah meengambil beberapa sampel darah yang tercecer dilokasi kejadian, selain itu jenazah korban juga dibawa ke Rumah Sakit Bahayangkara Kota Kediri guna dilakukan otopsi.

"Namun untuk satu atau dua hari ini otopsi masih belum bisa kami lakukan, karena sampai saat inibelum ada pihak keluarga korban yang merasa kehilangan anggota keluarganya," katanya.

Siti menambahkan, kini pihaknya juga tegah melakukan upaya pengungkapan identitas korban dengan mengumumkan melalui media masa maupun polsek jajarannya, karena saat dilakukan olah TKP, polisi sama sekali tidak menemukan selembar identitas.

"Saat ditemukan itu, mayat korban dalam kondisi setangah telanjang dan hanya memakai cd (celana dalam) serta kaos kaki, identitas korban mungkin sengaja dibuang diambil oleh pelaku untuk menghilangkan jejak," kata polwan berpangkat ajun komisaris polisi ini.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan salah satu anggota keluarganya dengan ciri-ciri mirip dengan korban, untuk segera menghubungi pihak kepolisian.

"Ciri-cirinya, laki-laki, usia sekitar 35 tahun, memiliki tinggi 165 cm bertubuh besar dengan tato di punggungnya bertuliskan dodon dan tato di lengan sebelah kanan bertuliskan yahmi, sedangkan lengan kiri korban bertato trisula, selain itu korban memakai anting pada telinga sebelah kiri," kata Siti menjelaskan.

Sebelumnya sekitar pukul 13.00 salah satu warga Desa bangun Kecamatan Munjungan, Sagino (35), menemukan sesosok mayat yang tertelungkup dipinggir jalan di kawasan perhutani desa Karanggandu Kecamatan Watulimo. Mengetahu hal tersebut ia langsung menghungi perangkat desa setempat yang kemudian diteruskan ke pihak kepolsian.

"Saksi ini sebelumnya berniat ke Watulimo, namun saat melewati TKP ia melaihat ada mayat tersebut," tutur Siti.

Kini polisi tengah memeriksa dua orang saksi, yakni Sagino, orang yang pertama kali mengetahui keberadaan korban serta salah satu perangkat desa Karanggandu Kecamatan Watulimo.

"Kami akan tanganikasus ini secara serius gar pelaku segera kami tankap sekaligus dapat mengungkap identitas pelaku, untuk proses penyelidikan dilakukan oleh jajaran Polsek watulimo,"pungkas Siti Munawaroh.

Jumat, 18 November 2011

200 BIDAN DI TRENGGALEK IKUT LAYANI JAMPERSAL

Trenggalek, 18/11 (ADSFM) - Jumlah bidan yang bergabung dengan program jaminan persalinan (Jampersal) di Trenggalek, Jawa Timur meningkat hingga 200 orang.

"Pelaksanaan program ini (Jampersal) awalnya memang terkendala oleh kerjasama dengan praktik bidan swasta, namun setelah setengah tahun berjalan alhamdulillah jumlah bidan yang bergabung sudah lebih dari 200," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Sugito Teguh.

Menurutnya, jumlah tersebut jauh meningkat dibanding pada awal pemberlakukan jempersal pada pertengahan April lalu yang hanya 60 bidan dari total 280 bidan yang beroperasi di Trenggalek .

Peningkatan jumlah bidan peserta jaminan untuk ibu melahirkan tersebut terjadi setelah Bupati Trenggalek membuatterobosan dengan mengeluarkan peraturan bupati yang membebaskan poliklinik desa (polindes) dari biaya retribusi persalinan.

"Kalau dulu polindes-polindes itu dibebani retribusi persalinan sebesar Rp200 ribu sedangkan biaya dari jampersal hanya Rp350 ribu sehingga bidan hanya menerima R150 ribu, jumlah itu tidak cukup untuk membeli bahan dan peralatan habis pakai. Tapi kalau sekarang retribusinya hanya Rp10 ribu," katanya menjelaskan.

Dengan jumlah 200 bidan, Pria yang akrab disapa Teguh ini optimis hingga akhir tahun 2011 nanti program jaminan persalinan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat tersebut mampu terserap dengan baik.

"Sampai saat ini sudah anggaran jampersal itu sudah terserap sekitar 40 persen, dari total anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat sebesar Rp1.8 miliar," tuturnya.

Sugito Teguh berharap jumlah masyarakat yang mengikuti program jampersal terus mengalami peningkatakan sehingga pihaknya mampu melakukan penyerapan anggaran hingga 60 persen.

"Sebetulnya 40 persen ini sudah cukup baik dibandingkan dengan daerah-daerah lain, namun kami berharap sampai akhir anggaran nanti bisa lebih dari itu, mengingat program ini sangat efektif untuk kematian ibu dan bayi saat melahirkan," harap Teguh.

Jaminan persalinan gratis atau Jampersal mulai di laksanakan di kabupaten Trenggalek pada tanggal 15 april 2011 ,untuk melaksanakanya pemerintah pusat memberikan kucuran anggaran Rp1.8 miliar.

Sementara itu data di Dinas Kesehatan setampat, jumlah kelahiran bayi di Trenggalek rata-rata antara 9000 hingga 10ribu kelahiran per tahun.

"Dari jumlah tersebut empat ribu diantara sudah terlayani oleh program jamkesmas dan jamkesda,"pungkas Teguh.

Rabu, 16 November 2011

POLISI JANJI TANGKAP PELAKU PEMBUNUHAN TIGA HARI KEDEPAN

Trenggalek, 16/11 (ADSFM) Kepolisian Trenggalek berjanji akan segara menangkap pelaku pembunuhan seorang pengamen di lereng gunung ja'as yangterjadi pada hari Minggu lalu (13/11).

"Saat ini tim masih dilapangan, mohon do'anya semoga saja dua hingga tiga hari kedepan pelaku dapat kami tangkap," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Rabu.

Menurutnya, dua tim yang telah dibentuk kapolres Trenggalek tersebut saat ini bekerja selama 24 jam untuk mengintai keberadaan pelaku yang diduga seorang residivis tersebut.

"Tm yang kami bentuk ini bekerja secara maraton, jadi, satu istirahat yang satunya bekerja, ini terus kami lakukan setiap hari agar gerak-gerik pelaku bisa kami pantau," katanya.

Beberapa lokasi yang disinyalir menjadi tempat prsembunyian pelaku, kini menjadi fokus penyisiran oleh korp bayangkara tersebut.

"Kelihatannya saat ini pelaku masih berpindah-pindah tempat, nanti kalau keberadaan pelaku sudah pasti dan memungkinkan untuk dilakukan penangkapan maka akan segera kami lakukan," ucap siti.

Pihaknya mengaku saat ini telah mengantongi identitas lengkap dari pelaku, untuk meyakinkan hal tersebut Siti menunujukan foto pelaku saat menjadi tersangka kasus pengeroyokan bulan maret 2010 tahun lalu.

"Ini fotonya, tapi jangan dimuat dulu, nanti saja kalau sudah ditangkap. Pelaku ini dulu pernah terjerat pasal 170 jo 406 KHUP, dia warga asli Trenggalek," jelas perwira dengan tiga balok dipudaknya ini.

Sebelumnya, Arif Hendra Setiawan (31) seorang pengamen asal lingkungan Loksongo Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek, minggu sore ditemukan tewas di jalan kawasan gungung ja'as yang tidak jauh dari rumahnya.

Saat ditemukan mayat korban dalam kondisi menenaskan dengan kepala bagian belakang pecah yang diduga akibat pukulan benda tumpul sejenis palu.

Dari olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan bebera barang bukti, diantaranya, sebuah palu, sepeda motor Honda Megapro, potongan kayu, sandal jepit serta pakaian korban.

Untuk mengungkap kasus pembunuhan itu, kepolsian Trenggalek langsung memeriksa tiga saksi yang diduga berada di TKP saat kejadian berlangsung.

Sementara itu salah satu teman saksi mengaku, pelaku mencegat temannya yang saat itu sedang melintas di lereng gunung ja'as, selanjutnya pelaku memaksa untuk diantarkan ke terminal bus Surodakan.

Senin, 14 November 2011

KESURUPAN MASAL, SISWA SMPN 3 TRENGGALEK DIPULANGKAN


Trenggalek, 14/11 (ADSFM) - Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Trenggalek memulangkan seluruh siswanya setelah terjadi kesurupan massal usai mengikuti upacara bendera.

"Langkah ini kami ambil karena suasananya tidak memungkinkan, takutnya jumlah siwa yang mengalami kesurupan justru terus bertambah," Kata kepala Sekolah SMP Negeri 3 Trenggalek, Rohmad, Senin.

Menurutnya, perintah belajar dirumah tersebut telah mendapatkan perstujuan dari Dinas Pendidikan Kabuaten Trenggalek.

Sementara itu, dengan dibantu pihak satuan polisi pamong praja (Satpol PP) dan TNI, 30 siswa yang mengalami kesurupan dievakuasi dan dipulangkan kerumah masing-masing.

"Setelah dinyatakan sadar, mereka (siswa kesurupan) langsung kami antarkan pulang kerumah," katanya.

Salah satu guru SMP Negeri 3 Trenggalek, Tatit Mahendra menceritakan, kejadian kesurupan masal tersebut mulai terjadi usai mengikuti upacara bendera.

"Saat itu setelah upacara, dewan guru mendapatkan pembekalan dari kepala sekolah, namun baru berjalan lima menit tiba-tiba ada anak pingsan, hal itu tadinya kami anggap hanya pingsan biasa tapi ternyata berteriak-teriak seperti kesurupan," katanya.

mengetahui hal tersebut beberapa guru dan langsung membawanya ke ruang UKS, namun setelah itu jumlah siwa yang kesrupupan justru semakin banyak dan bergonta-ganti.

"Kami dan beberapa guru mencoba mengobatinya, tapi setelah satu siswa sembuh tiba-tiba ganti siswa lainya kesurupan, itu terus-menerus, bahkan ada beberapa siswa yang sadar kemudian kesurupan lagi sampai tiga kali," katanya.

Merasa kewalahan menangani siswa yang kesurupan pihak sekolah langsung meminta bantuan orang pintar, satuan polisi pamong praja (Satpol PP) dan TNI.

Setelah mendapat bantuan berapa orang pintar, jumlah siswa yang mengalami kesurupan berangsur-angsur berkurang.

"Karena takut semakin banyak siswa yang kesurupan, akhirnya kami berkonsultasi dengan kepala sekolah untuk memulangkan seluruh siswa," tutur Tatit.

Sementara itu , salah satu oarang pintar yang didatangkan pihak sekolah, Be'eng mengatakan kejadian itu karena ada salah satu siswa yang jahil. "Ada yang iseng membawa sesuatu yang bisa mengganggu makhluk lain itu," katanya singkat.

Minggu, 13 November 2011

POLRES TRENGGALEK TERJUNKAN DUA TIM BURU PELAKU PEMBUNUHAN


Trenggalek, 13/11 (ADSFM) - Kapolres Trenggalek, Jawa Timur, AKBP Totok Suharyanto mengerahkan dua tim untuk memburu pelaku pembunuhan seorang pengamen yang terjadi dilereng gunung ja'as kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek.

"Saat ini kami sudah menerjunkan dua tim , satu tim untuk memburu keluar kota, sedangkan satu tim lagi kami konsentrasikan untuk melakukan penyelidikan di Trenggalek," kata AKBP Totok Suharyanto, Minggu malam.

Pihaknya yakin bisa segera melakukan penangkapan pelaku, pasalnya saat ini tim penyidik telah mengantongi identitas pelaku, namun ia enggan untuk menyebutkan dengan alasan masih dalam upaya pengejaran.

"Takutnya kalau pelakuknya malam ini belum tertangkap kemudian identitasnya masuk koran, malah kami yang susah, karena pelakunya ini kelihatannya adalah residivis," katanya.

Disisi lain saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap tiga orang saksi yang ada di lokasi kejadian.

"Tiga saksi ini masing-masing dua orang yang saat itu ada di tempat kejadian dan satu lagi masih dibawah umur, saat ini masih dalam tahap mencocokkan keterangan satu dengan yang lainnya," tutur Totok.

Orang nomor satu di kepolisian Trenggalek ini menceritakan, korban pembunuhan tersebut adalah Arif Hendra Setiawan (31) warga lingkungan lok 9 Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek. Sementara itu peristiwa pembunuhan itu diperkirakan terjadi pukul 15.00 Wib.

"Untuk latar belakang terjadinya peristiwa itu masih belum diketahui, termasuk apakah saat kejadian korban dalam kondisi mabuk apa tidak, karena saat ini jenazah korban masih diotopsi di RSUD Dr Soedomo Trenggalek," katanya.

Totok menambahkan dari olah tempat kejadian perkata (TKP) korban diperkiakan dibunuh dengan cara dipukul menggunakan palu serta balok kayu.

"Kondisi korban kepalanya pecah, diperkirakan akibat pukulan benda tumpul, hal itu didukung dengan barang bukti yang kami temukan di lokasi kejadian berupa palu dan potongan kayu," katanya menjelaskan.

Selain palu dan potongan kayu, polisi juga menemukan barang bukti sepeda motor milik korban, Honda Megapro nomor polisi K 6212 FC, batu, serta sandal jepit.

Sementara itu D, salah satu teman saksi mengatakan kejadian usai melakukan pembunuhan pelaku menghadang temannya yang kebutulan melintas dijalan gunung ja'as, saat itu pelaku meminta saksi untuk mengatarkannya ke terminal bus.

"Teman saya itu diancam kalau tidak mau mengantar," kata teman saksi.
Terima Kasih Telah Berkunjung Di Blog ADS FM
klik Tombol Play

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India