Trenggalek, 22/3 (ADSFM) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Trenggalek, Kamis, menggelar aksi unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi di DPRD dan Pendopo Kabupaten.
Dalam aksinya mahasiswa sempat membakar replika keranda mayat di depan gedung dewan menampilkan aksi teaterikal yang menggambarkan kesengsaraan rakyat atas kenaikan harga BBM.
"Rencana kenaikan harga BBM menunjukkan cerminan sikap pemerinthan SBY-Boediono yang tidak merasaan kegelisahan rakyat Indonesia, alih-alih menyelesaikan banyaknya persoalan , namun justru memilih jalan pintas dengan menaikkan harga," kata korrdinator aksi, Hendri.
Mahasiswa menyatakan kenaikan harga bahan bakar adalah langkah reaksioner pemerintah terhadap kenikan harga minyak dunia tanpa memperhatikan sumber-sumber lain yang bisa menjadi solusi terbaik.
Alasan pemerintah yang menganggap subsidi BBM akan membebani APBN dinilai adalah hal keliru dan justru menyalahi UUD 1945, yang memerintahkan agar anggaran pembangunan sebesar-besarnya digunakan untuk kemakmuran rakyat.
"Ini adalah kebijakan yang tidak pro rakyat, untuk itu dengan tegas kami menolak kenaikan harga BBM dan turunkan rezim SBY-Boediono," seru orator.
Sempat terjadi ketegangan di depan pintu DPRD Trenggalek, pasalnya pihak DPRD membatasi hanya beberapa perwakilan massa untuk masuk ke gedung dewan dengan alasan keterbatasan ruangan. Setelah terjadi pembicaraan yang alot akhirnya seluruh peserta aksi diperbolehkkan masuk ke dalam ruang pertemuan DPRD Trenggalek.
Dalam yang dikawal ketat anggota polisi tersebut, puluhan mahasiswa juga meminta anggota DPRD yang hadir untuk menandatangi surat pernyataan menolak kenaikan harga solar dan premium.
Permintaan tanda tangan tersebut sempat menjadi tarik ulur antara anggota dewan dan para demonstran karena hanya ada dua anggota dari fraksi PDI Perjuangan yang menyatakan siap menandatangani surat pernyataan.
"Baiklah, kalau itu yang diminta kami siap menandatangani dan akan kami teruskan ke DPR di Jakarta, namun dengan syarat adik-adik mahasiswa mengawal terus penolakan kenaikan harga BBM ini," kata salah satu anggota dewan dari PAN, Ahmad jauzi Turseno.
Dari enam anggota wakil rakyat yang menerima peserta unjuk rasa aksi unjuk rasa, tidak ada satupun yang berasal dari Partai Demokrat.
Setelah puas menyampaikan aspirsi di gedung dewan, mahasiswa melanjutkan aksi dengan mendatangi pendopo kabupaten. Bupati Trenggalek, Mulyadi WR yang menyambut langsung demontrasi tersebut berjanji akan meneruskan ke tingkat yang lebih atas.
Dalam aksinya mahasiswa sempat membakar replika keranda mayat di depan gedung dewan menampilkan aksi teaterikal yang menggambarkan kesengsaraan rakyat atas kenaikan harga BBM.
"Rencana kenaikan harga BBM menunjukkan cerminan sikap pemerinthan SBY-Boediono yang tidak merasaan kegelisahan rakyat Indonesia, alih-alih menyelesaikan banyaknya persoalan , namun justru memilih jalan pintas dengan menaikkan harga," kata korrdinator aksi, Hendri.
Mahasiswa menyatakan kenaikan harga bahan bakar adalah langkah reaksioner pemerintah terhadap kenikan harga minyak dunia tanpa memperhatikan sumber-sumber lain yang bisa menjadi solusi terbaik.
Alasan pemerintah yang menganggap subsidi BBM akan membebani APBN dinilai adalah hal keliru dan justru menyalahi UUD 1945, yang memerintahkan agar anggaran pembangunan sebesar-besarnya digunakan untuk kemakmuran rakyat.
"Ini adalah kebijakan yang tidak pro rakyat, untuk itu dengan tegas kami menolak kenaikan harga BBM dan turunkan rezim SBY-Boediono," seru orator.
Sempat terjadi ketegangan di depan pintu DPRD Trenggalek, pasalnya pihak DPRD membatasi hanya beberapa perwakilan massa untuk masuk ke gedung dewan dengan alasan keterbatasan ruangan. Setelah terjadi pembicaraan yang alot akhirnya seluruh peserta aksi diperbolehkkan masuk ke dalam ruang pertemuan DPRD Trenggalek.
Dalam yang dikawal ketat anggota polisi tersebut, puluhan mahasiswa juga meminta anggota DPRD yang hadir untuk menandatangi surat pernyataan menolak kenaikan harga solar dan premium.
Permintaan tanda tangan tersebut sempat menjadi tarik ulur antara anggota dewan dan para demonstran karena hanya ada dua anggota dari fraksi PDI Perjuangan yang menyatakan siap menandatangani surat pernyataan.
"Baiklah, kalau itu yang diminta kami siap menandatangani dan akan kami teruskan ke DPR di Jakarta, namun dengan syarat adik-adik mahasiswa mengawal terus penolakan kenaikan harga BBM ini," kata salah satu anggota dewan dari PAN, Ahmad jauzi Turseno.
Dari enam anggota wakil rakyat yang menerima peserta unjuk rasa aksi unjuk rasa, tidak ada satupun yang berasal dari Partai Demokrat.
Setelah puas menyampaikan aspirsi di gedung dewan, mahasiswa melanjutkan aksi dengan mendatangi pendopo kabupaten. Bupati Trenggalek, Mulyadi WR yang menyambut langsung demontrasi tersebut berjanji akan meneruskan ke tingkat yang lebih atas.