Trenggalek, 1/10 (ADSFM) - Pemerintah Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur tidak bisa memastikan kepulangan jenazah salah satu warganya, Istiqomah (30) yang dikabarkan tewas saat bekerja menjadi pembantu rumah tangga di Hongkong.
"Kami tidak bisa memastikan kapan Istiqomah dipulangkan ke Indonesia, karena seluruh proses ditanggung oleh PJTKI (perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia) yang memberangkatkan, kalau nama perusahaanya saya lupa, jelas kantornya di Surabaya," kata Kepala Desa Karanggandu, Siswoyo.
Namun ia memastikan saat ini PJTKI tersebut bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan siap mengurus kepulangan jenazah korban sampai di rumah duka. Selain itu seluruh gaji dan asuaransi yang didapatkan Istiqomah selama bekerja juga akan dibayarkan sesuai dengan ketentuan.
"Sebagai aparat pemerintah desa yang bisa kami kalukan hanya sebatas mengawal dan meminta kepada PJTI tersebut agar benar-benar serius dalam menangani warga kami, sehingga pihak keluarga tidak kepikiran terus," jelasnya.
Sementara itu salah satu kakak korban enggan bercerita banyak mengenai peristiwa yang menimpa adiknya, ia hanya mengaku sebelum peristiwa kecelakaan kerja tersebut terjadi, hampir setiap hari selalu berkomunikasi melalui telepon selular.
"Tahunya kalau adik saya kecelakaan itu ya saat diberitahu PT yang memberangkatkan itu, kalau bagaimana kejadian itu terjadi, saya tidak tahu, silakan saja tanya ke PT-nya," Kata Kakak Istiqomah.
keluarga korban nampak masih 'shock' atas kabar kematian Isti dan hanya bisa berharap jenazahnya segera di pulangkan ke Indonesia secepatnya.
Istiqomah (30) tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dikabarkan tewas setelah terjatuh dari lantai atas rumah majikanya di Hongkong.
Kabar duka itu diterima keluarga Istiqomah hari Kamis (21/9) sekitar pukul 1.00 WIB melalui perwakilan perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang memberengkatkan.
"Pada saat perwakilan PJTKI itu ke sini (Karanggandu) keadaan Isti masih hidup, namun kondisinya sudah koma. Jadi kejadian kecelakaan hari Rabu pagi (21/9), kemudian kamis dini hari PJTKI ke sini dan sore harinya sekitar pukul 5.00 WIb meninggal dinia," tutur Kades Karanggandu.
Pahlawan devisa itu baru bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hongkong selama satu tahun, saat ini ia meninggalkan seorang suami dan satu orang anak.
0 komentar:
Posting Komentar