Trenggalek, 6/10 (ADSFM) - Petugas Dinas Kesehatan Trenggalek, Jawa Timur mengalami kesulitan melakukan penyadaran terhadap warga di kawasan pegunungan yang hingga kini masih menggunakan tenaga dukun pada saat melahirkan.
"Kami akui di wilayah Trenggalek, khususnya pegunungan tingkat kepercayaan terhadap dukun bayi masih cukup tinggi, walaupun kalau dilihat dari grafiknya sudah jauh berkurang. inilah yang saat ini menjadi tantangan dinas kesehatan " kata Kabid Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Rofiq Hindiono, kamis.
Sesuai data di dinas kesetahan setempat, jumlah penggunaan tenaga dukun bayi pada tahun 2010 tinggal 0.9 persen, jumlah tersebut turun drastis dibanding tahun 2001 yang mencapai 23,4 persen.
"Angka 0.9 persen kelihatannya sedikit tapi kalau ditinjau dari jumlah riilnya ternyata masih lumayan banyak , karena rata-rata jumlah kelahiran di Trenggalek 10 ribu per tahun," katanya.
Praktek perdukunan bayi di wilayah Trenggalek banyak di temukan di Kecamatan Bendungan, Dongko, Panggul , Kampak dan Kecamatan Munjungan.
"Kalau beberapa tahun yang lalu kami masih bekerja sama dengan dukun untuk membantu persalinan , tapi untuk saat ini semua proses persalinan harus ditangani oleh tenaga kesehatan," jelas Rofiq.
Beberapa faktor yang melatar belakangi tingginya kepercayaan masyarakat terhadap dukun bayi diantaranya, minimnya pengetahuan kesehatan, kuatnya tradisi masyarakat lokal serta usia perkawinan muda.
"Usia perkawinan muda ini juga berpengaruh, karena mereka masih jadi satu dengan kedua orang tua , kemudian pada saat menjelang persalinan terkadang orang tua justru menyarankan untuk minta bantuan dukun," tutur Rofiq Hindiono.
Rofiq menambahkan, proses persalinan dengan bentuan dukun sangat rentan terhadap kematian ibu dan bayi, karena peralatan serta pengetahuan dukun tersebut tidak sesuai dengan standar kesehatan.
"Hal itu bisa dilihat pada grafik jumlah kematian ibu dan bayi di Trenggalek dari tahun ketahun terus menurun, terakhir tahun 2010 damapi bulan Agustus jumlah kematian bayi ada 60 kejadian dan kematian ibu melahirkan 10 kejadian " kata rofiq sambil menunjukkan data.
Untuk mengurangi praktek perdukunan, dinas kesehatan Trenggalek kini tengah menggencarkan soialisasi program nasional jaminan persalinan (jampersal).
"Dengan jampersal kami yakin jumlah penggunaan dukun akan turun, karena masyarakat tidak lagi dibebani biaya saat melahirkan di bidan desa mapun pukkesmas," pungkas rofiq optimis.
0 komentar:
Posting Komentar