Trenggalek, 12/9 (ADSFM) - Ratusan hektare lahan pertanian di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mulai mengalami kekeringan sejak akhir bulan Juli yang lalu.
Salah satu petani di Trenggalek, Djuwari mengatakan, kekeringan ini mengakibatkan petani kesulitan untuk mengairi tanamanya.
"Saat ini saluran irigasi debit airnya kecil sekali, bahkan untuk bisa mendapatkan air terpaksa harus giliran, itupun kalau kebagian, karena yang menggunakan membutuhkan juga cukup banyak," katanya, Senin.
Ia menambahkan sebagian petani terpaksa menggunakan mesin pompa disel untuk menyedot air dari dalam tanah, hal itu dilakukan untuk mempertahankan tanamanya agar tetap hidup.
"Kalau dibandingkan antara menggunakan saluran irigasi dengan menggunkan mesin disel ya jauh lebih mahal pakai pompa, karena butuh uang sewa dan lain sebagainya," kata Djuwari.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Dan Perkebunan (dishutbun) Kabupaten Trenggalek,Joko Surono membenar kondisi tersebut , bahkan ia menyebutkan potensi kekeringan lahan pertanian diwilayahnya menyebar seluruh kecamatan.
"14 kecamatan rawan kekeringan, karena seperti kita ketahui mayoritas sawah di Trenggalek ini adalah tadah hujan, jadi ketika musim kemarau tiba hampir dipastikan banyak yang mengalami kekeringan," kata Joko Surono.
Untuk meminimalisir dampak kekeringan tersebut saat ini disperhutbun setempat mulai membantu petani dengan mengirimkan sejumlah mesin pompa diesel.
"Untuk sumber air yang masih ada airnya kami coba bantu dengan mesin pompa tapi jumlahnya tidak banyak, selain itu petani juga sudah kami imbau agar pada musim kemarau ini untuk mengganti jenis tanamanya dari padi ke palawija, hal inisekaligus untuk memutusmatai rantai serengan hama wereng " jelas Joko.
Sedangkan untuk petani yang tetap ingin menanam padi dianjurkan untuk menerapkan metode tanam padi SRI (System Of Rice Intensification), yakni dengan menggunakan pupuk ornganik, seperti pelepah pisang, sekam , jerami , pupuk kandang serta pupuk organik lainya.
"Sistem SRI ini sudah kami sosialisasikan dan masyarakat saya yakin juga banyak yang mengetahui, dengan pola tanam SRI ini akan mengurangi kebutuhan tanaman terhadap air," terang Joko Surono.
Joko berharap produksi padi dan tanaman lainya di Kabupaten Trenggalek tahun ini tidak mengalami penurunan yang signifikan meskipun terjadi kekeringan serta seranga hama wereng di sejumlah kecamatan.
0 komentar:
Posting Komentar