Trenggalek, 18/9 (ADSFM) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat, bencana kekeringan di Jawa Timur kini telah meluas ke 29 kabupaten.
"Untuk wilayah Kotamadya asusmi kami tidak ada yang kekeringan karena masih bisa dipenuhi oleh PDAM, tapi kalau di 29 kabupaten ini pasti ada desa atau kecamatan yang kondisi airnya kritis," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim,Sudarisman, di Trenggalek, Minggu.
Namun Sudarisman mengaku saat ini pihaknya belum bisa merinci jumlah desa maupun kecamatan mana saja yang saat ini mengalami krisis air.
"Kami belum bisa merinci, karena sekarang masih kami data dan saat ini BPBD Jatim juga telah membuka posko untuk menerima laporan dari pemerintah kabupaten, jadi data masih terus berkembang," katanya.
Sebagian besar kekeringan air bersih ini mulai terjadi pada awal Agustus terutama di desa-desa yang berada di kawasan pegunungan.
"Saat pertemuan antara pemerintah provinsi dan perwakilan 29 kabupaten dua hari yang lalu, sebagian mengaku mulai mengalami kekeringan sejak Agustus, tapi yang parah pada sekitar satu minggu ini," terangnya.
Sementara itu untuk untuk mempermudah penanganannya, BPBD Jatim mengelompokkan jenis kekeringan tersebut mendaji tiga ketegori, yakni kering langka terbatas, kering langka dan kering kritis.
"kering langka terbatas itu artinya masyarakat masih bisa memperoleh air untuk masak, minum, cuci dan mandi dengan jarak kurang dari setengah kilometer, sedangkan kering langka itu jarak untuk mendapatkan air antara radius setengah kilometer hingga tiga kilometer dan untuk kering kritis untuk kebutuhan minum saja harus mencari lebih dari tiga kilometer' kata Sudarisman menjalaskan.
Untuk mempercepat penanganan kekeringan tersebut BPBD Jatim berharap pemerintah kabupaten segera mengirimkan data desa-desa yang mengalami krisis air.
"Jadi kami harap data-data desa yang masuk kategori kering kritis itu segera dilaporkan ke BPBD Jatim, termasuk keperluan untuk membeli air bersih itu berapa, setalah data masuk, kami langsung beri bantunnya," pinta Darisman.
Disisi lain ia mengaku saat ini pihaknya juga tengah mengajukan bantuan dana ke pemerintah pusat melai Badan Nasional Penagggulangan Bencana (BNPB).
"Kalau maslaah anggaran kami rasa sangat mencukupi apalagi jika ditambah yang dari BNPB . Makanya kami harap kabupaten untuk mempercepat pengiriman datanya, walaupun hari minggu petugas kami siap menerima," kata Sudarisman.
0 komentar:
Posting Komentar