Trenggalek, 18/9 (ADSFM) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelontorkan bantuan air bersih ke 29 kabupaten setempat yang saat ini mengalami kekeringan.
"Jadi mulai kemarin (Sabtu, 17/9) kami BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah ) Jatim mewakili pemerintah provinsi sudah eksyen dengan menggelontorkan bantuan tanggap darurat bencana ke desa-desa yang krisis air," kata Kabis Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jawa Timur, Sudarisman, Minggu.
Sudarisman mengatakan pendistribusian bantuan tersebut bekerjasama dengan perusahaan daerah air minum (PDAM) di masing-masing kabupaten.
"Beberapa hari yang lalu kami telah bertemu dengan perwakilan 29 pemerintah kabupaten dan direktur PDAM, menyepakati untuk sharing (berbagi) dengan kabupaten dalam menangani bencana ini," katanya.
Menurutnya untuk pemenuhan air bersih ditanggung bersama antara pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi, sedangkan biaaya distribusi ditangung oleh pemerintah kabupaten.
"Jadi teknisnya begini, selama pihak kabupaten masih mampu memenuhi kebutuhan air bersihnya maka kabupaten yang menanggung, namun apabila tidak mampu maka kami (pemrov) akan turun tangan. Sementara itu untuk tempat penampungan atau tandon air semua ditanggung oleh pemprov," kata Sudarisman merinci.
Sementara itu, dalam sistribusi air bersih ini BPBP Jatim lebih mengutamakan pada daerah yang masuk dalam kategori kering kritis, karena masyarakat yang memenuhi kebutuhan air minum dan memasak saja harus mencari hingga lebih dari tiga kilometer.
"Kategori kering kritis ini konsisinya sangat mendesak, bayangkan, untuk minum dan masak saja mereka harus mencari air minimal radius tiga kilometer," katanya.
Disinggung mengenai jumlah dana yang dikucurkan untuk penanganan kedaruratan ini, Sudarisman mengaku setiap PDAM mendapat jatah Rp 5 juta selama seminggu.
"Ini untuk membeli airnya saja, kalau ongkos sopir dan bensinnya kan sudah ditanggung pemkab," katanya.
BPBD Jatim menilai kekeringan di Jawa Timur ini telah masuk dalam kategori bencana, karena tingkat kekeringan yang ditimbulkan telah mencapai kering kritis.
"Kalau sudag kering kristis, berarti sudah laak dikatakan bencana, makanya penanganan yang kami lakukan saat ini bisa dikatakan sebagai tanggap darurat bencana," imbunya.
Bencana kekeringan ini diperkiarakan ka berkurang pada awal bulan Oktober mendatang , hal tersebut sesuai dengan ramalan yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG).
"Dari ramalan BMKG itu kami optimis awal Oktober nanti hujan sudah mulai turun, apalagi informasinya saat ii beberapa daerah juga sudah turun hujan," kata Daris.
Sedangkan apabila kekeringan berlanjut hingga bulan depan, Darisman mengaku BPBD Jatim akan memperpanjang penggentoroan bantuan air bersih.
"Jadi bantuan kekeringan tidak hanya untuk satu minggu ini, apabila kekeringan terus berlanjut bantuan akan tetap kami kirim. Untuk itulah pemrov saat ini juga tengah mengajukan bantuan ke pemerintah pusat," tegasnya.
Sementara itu, Direktur PDAM Kabupaten Trenggalek, Suprapto mengaku cukup lega dengan adanya bantuan air bersih dari pemerintah provinsi, karena jumlah desa di kawasan Trenggalek yang mengalami krisis air terus bertambah.
"Sebelum pemprov ini turun, kami (pemkab) sudah mulai mengirimkan bantuan ke desa-desa yang kekeringan, sampai saat ini sudah 190 tangki yang dikirim," kata Suprapto.
0 komentar:
Posting Komentar