KBR68H "Terpercaya Menjangkau Nusantara"
Sabtu, 02 Oktober 2010
Anggaran Perawatan Pasar Tradisional Minim
09.55
94.8 ADS FM
No comments
Trenggalek - Buruknya insfrastruktur pasar tradisional di kabupaten Trenggalek mulai berdampak pada menurunya jumlah pengunjung.
Sujarwo,salah satu pedagang pasar mengatakan dengan kondisi pasar yang kumuh dan becek maka bisa dipastikan masyarakat akan enggan berbelanja ke pasar tradisional.
"Lihat saja , kalau jalan didalam pasar kondisinya becek seperti ini ,apa nggak risih kalau mau belanja" kata Sujarwo.
Belum lagi , pada saat hujan terjadi banyak diantara kios yang bocor. Menurutnya, sarana pendukung pasar perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,sehingga bisa meningkatkan kembali, gairah untuk berbelanja ke pasar tradisional.
Salah satu pedagang daging ini mengharapkan , pemerintah segera turun tangan untuk melakukan pembenahan sarana dan prasarana pasar tradisional.
"Jadi, jangan hanya menarik retribusi saja, tapi perhatikan juga pemeliharananya" imbuhnya.
Sementara itu, Yudi Sunarko, Kepala DPPKAD Trenggalek tidak menampik buruknya kondisi pasar tradisional di Trenggalek. Ia beralasan tidak maksimalnya perawatan sarana dan prasarana pusat penggerak ekonomi rakyat tersebut disebabkan anngaran yang di gelontorkan untuk perawatan pasar hanya sedikit dan tidak sebanding dengan hasil retribusi yang didapatkan.
"kita pengen pasar itu menjadi modern , tapi masalahnya, ini membutuhkan kebijakan politik,kita mengajukan anggaran setengah milliar saja sulitnya setengah mati" kata Yudi Sunarko.
Lanjutnya , saat ini dalam setahun pasar tradisional yang dikelola pemkab Trenggalek mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 1.7 Milliar, sedangkan dan APBD yang di peruntukan perawatan pasar tradisional hanya Rp 600juta sampai dengan Rp 800 juta per tahun.
"Setahun ,pasar kita ini menghasilkan Rp 1.7 M tapi berapa yang dikembalikan ke pasar , hanya Rp 600 sampai Rp 800 juta, jelas ini tidak sebanding dong" imbuhnya.
Pria yang terkenal ceplas ceplos dalam berbicara ini juga mengkritik politisi maupun calon bupati yang selalu memanfaatkan pasar tradisional untuk sarana kamanye, namun ketika sudah menduduki jabatan yang diinginkan justru tidak pernah memperhatikanya.
"lihat saja pada saat pemilu, pasar itu selalu menjadi jujukan kampanye, makanya saya juga sampaikan ke pak bupati tentang kondisi pasar tradisional yang ada" ucap Yudi.
Sementara terkait masa transisi tampuk pimpinan di Trenggalek ,Yudi berharap bupati yang barunanti memiliki kepekaan khusus terhadap kondisi pasar tradisional.
"Semoga saja nanti MK (Mulyadi-Kholiq) mau memperhatikan" pungkasnya. (dim)
0 komentar:
Posting Komentar