Trenggalek, 22/5 (ADSFM) - Kepala UPT Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Heru Dwi Susanto menduga macetnya sistem lelang elektronik yang dipimpinya akibat dari bom data yang dikirimkan oleh pihak tertentu.
"Hal ini sesuai dengan analisa sementara dari pihak Telkom selaku provider, jadi dari penelusuran itu diketahui ada orang-orang tertentu yang sengaja mengirimkan (mengunggah) paket data dalam jumlah besar hingga berlipat-lipat dari bandwidth yang dimiliki LPSE," katanya, Selasa.
Menurutnya, paket data yang diunggah untuk memacetkan jaringan LPSE Trenggalek tersebut diperkirakan mencapai delapan Gigabite, sedangkan bandwidth yang dimiliki hanya dua megabite.
lanjut dia, dalam kondisi normal sistem lelang elektronik tersebut mampu menerima kiriman seribu paket data lelang dari peserta tender.
Heru menjelaskan, pengiriman bom data tersebut dilakukan pada tanggal 15 Mei sekira pukul 14.00 WIB, yang bertepatan dengan batas akhir pendaftaran proyek bernilai besar.
"Data itu diunggah secara kontinyu, sehingga jaringan LPSE macet total dan tidak bisa diakses, bahkan panitia lelang saja kesulitan untuk mengunduh" katanya, saat ditemui di kantor LPSE.
Ia menambahkan, pihak Telkom saat ini telah mengetahui titik mana saja yang mengirimkan dokumen dalam jumlah besar itu, hanya saja manajemen BUMN tersebut enggan memberitahu apabila tidak diminta secara resmi oleh pihak yang berwajib.
"Makanya saat ini kami masih koordinasi apakah dengan pimpinan, tentang perlu tidaknya melaporkan kasus tersebut ke kepolisian," ujarnya.
Kepala UPT LPSE ini merilis, sejak pertama kali dioperasikan, situs lelang berbasis internet milik Pemkab Trenggalek tersebut telah dua kali mengalami gangguan teknis, yakni pada tanggal tujuh (7) dan 15 Mei.
"Untuk yang pertama itu akibat dari kabel fiber optic (FO) yang menuju server LPSE dipotong dan kemungkinan hal ini dilakukan secara sengaja, karena dilihat dari hasil pemotongannya sangat rapi, kemudian muncul lagi gangguan kedua berupa bom data itu" imbuhnya.
Untuk menghindari kejadian serupa, Bupati Trenggalek, Mulyadi memerintahkan pihak LPSE untuk memindahkan server ke kantor sekretariat daerah dan mematikan sementara sistem 'online' tersebut menunggu hingga analisa PT Telkom selesai dilakukan.
"Rencananya hari ini hasil analisa resmi dari Telkom akan dikirimkan, sekaligus akan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Perlu kami tegaskan, permasalahan ini terjadi pada jaringan, bukan pada sistem (server)" kata Heru.
Sementara itu ketua Komisi III DPRD Trenggalek, Guswanto, meminta pihak LPSE untuk meningkatkan pengamanan pada sistem maupun lokasi penyimpanan server lelang, sehingga kasus serupa tidak terulang lagi.
"Jangan sampai hasil lelang tidak mencapai 45 persen seperti yang diamanahkan oleh Undang-undang gara-gara sistem yang tidak siap," katanya.