KBR68H "Terpercaya Menjangkau Nusantara"

Rabu, 30 November 2011

25 DESA DI TRENGGALEK TAK MEMILIKI SEKDES

Trenggalek, 30/11 (ADSFM) - Sedikitnya 25 desa dari 152 desa di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur saat ini mengalami kekosongan jabatan sekretaris desa (Sekdes) karena memasuki masa pensiun.

Kabag Pemerintahan Desa Setda Trenggalek, Agus Salim, mengatakan, desa yang tidak memiliki sekdes berada di Kecamatan Bendungan, Trenggalek, Pogalan, Durenan, Kampak, Gandusari, Watulimo, Pule, Panggul, Dongko dan Kecamatan Munjungan.

"Dari 11 kecamatan itu, jumlah kekosongan terbanyak berada di kecamatan pinggiran, seperti di Kecamatan Dongko ada lima desa dan kecamatan Bendungan ada empat desa," katanya.

Agus berdalih banyaknya desa yang tidak memiliki sekdes tersebut akibat dari penerapan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Desa, yang mana seluruh jabatan sekretaris desa harus diisi oleh pegawai negeri sipil (PNS).

"Untuk pengisian jabatan tersebut ada beberapa kendala, diantaranya tidak adanya PNS yang berdomisili di desa atau sekitar desa tersebut, kalaupun ada adalah PNS fungsional seperti guru dan tenaga medis dan itu tidak bisa dijadikan sekdes," katanya.

Sedangkan Pemkab Trenggalek belum berani mengisi kekosongan sekdes itu dari PNS yang berdomisili dari luar desa yang bersangkutan karena takut terjadinya gejolak maupun penolakan dari masyarakat.

"Sebetulnya kalau dilihat aturannya, pengangkatan sekdes itu adalah kewenangan dari sekda (sekretaris daerah) langsung dan bisa diisi oleh PNS dari luar desa, namun kami masih memberikan semacam kesempatan kepada pihak desa untuk mengajukan PNS setempat yang nantinya akan diangkat menjadi sekdes," kata Agus menjelaskan.

Kosongnya jabatan puluhan sekdes tersebut kini mulai berdampak pada kinerja pemerintahan desa, terutama menyangkut laporan ke pemerintah kabupaten.

"Meskipun dampaknya tidak begitu besar namun sudah mulai kelihatan, kalau biasanya laporan itu tetap waktu,kini banyak yang mengalami keterlambatan," kata Agus.

Untuk mengatasi masalah tersebut, jabatan sekretaris desa yang kosong, sementara ini diisi pelaksana tugas (plt) yang dijabat oleh salah satu perangkat desa setempat.

"Meski jabatannya rangkap namun tunjangannya tidak boleh dobel, harus memilih salah satu, pilih sekdes atau jabatan aslinya," katanya.

Sedangkan untuk rencana jangka penjang, pihaknya akan mencoba mengusulkan ke pimpinan daerah untuk memasukkan lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebagai salah satu calon pengisi jabatan sekretaris desa.

Karena dilihat dari segi kempuan lulusan IPDN dinilai telah memiliki bekal yang cukup tentang ilmu pemerintahan, selain itu jabatan tersebut bisa menjadi tambahan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapatkan selama menempuh pendidikan.

"Sebetulnmya ada satu lagi cara untk mengisi kekosongan itu, yakni dengan melakukan perekrutan CPNS untuk formasi sekdes, tapi untuk diperbolehkan apa tidak untuk formasi ini masih akan kami diskusikan dulu dengan BKD (Badan Kepegawaian Daerah)," tutur Agus.

Disisi lain, Agus menceritakan, Selain 25 desa mengalami kekosongan jabatan sekdes, saat ini terdapat 15 sekdes yang belum berstatus pegawai negeri sipil.

Sekdes non-PNS tersebut rata-rata telah berusia lebih dari 51 tahun, sehingga tidak tidak bisa diangkat menjadi PNS. Mekipun tidak berstatus PNS, namun Pemkab Trenggalek masih memberikan kesempatan terhadap sekdes definitif tersebut untuk terus menjabat hingga masa pensiun tiba.

Selasa, 29 November 2011

POLISI LANGSUNG LIBATKAN JAKSA DALAM REKONSTRUKSI PEMBUNUHAN




Trenggalek, 29/11 (ADSFM) - Kepolisian Trenggalek, Jawa Timur langsung melibatkan tim kejaksaan negeri setempat dalam melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan pengamen yang terjadi di lereng gunung ja'as.

"Kasusnya memang belum kami limpahkan ke kejaksaan, namun saat ini (rekonstruksi) sudah kami libatkan, hal ini dalam rangka untuk menyamakan persepsi," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek AKP Siti Munawaroh, Selasa.

Ia berharap, pada saat kasus pembunuhan sadis tersebut dilimpahkan ke jaksa penuntut umum (JPU) maupun proses persidangan tidak terjadi perbedaan pendapat antara polisi dan kejaksaan dalam penerapan pasal maupun kronologis kejadiannya.

Selain itu, keterlibatan jaksa itu diharapkan dapat mempercepat proses penyidikan ditingkat kejaksaan, karena tidak perlu menggelar rekonstruksi ulang.

"Semua sudah diperagakan oleh tersangka sesuai dengan keterangannya sendiri maupun keterangan dari beberapa saksi yang telah kami periksa, transparan dan tidak ada yang kami tutup-tutupi," ucap Siti menjelaskan.

Perwira pertama ini menambahkan, pihaknya akan bekerja secepat mungkin untuk menyelesakan tahap penyidikan, sehingga perkara tersebut bisa segera dilimpahkan ke kejaksaan.

Sementara itu dalam proses rekonstruksi, di lerang gunung ja'as, Selasa (29/11), tersangka Endik Dwi Arianto (22) warga Desa Masaran Kecamatan bendungan, Trenggalek ini memperagakan sejumlah kejadian yang ia lakukan sebelum hingga setelah membunuh kawannya sendiri Arif Hendra Setiawan (31) warga Lingkungan Loksongo Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek.

Dalam peragaanya, peristiwa pembunuhan itu diawali dengan pesta minuman keras yang dilakukan oleh Endik dan tiga temannya, ditengah-tengah aksi mabuk-mabukan itu, antara Endik dan Arif terlibat pertengkaran hingga keduanya saling pukul.

"Kemudian si Endik lari kebawah sana untuk mengambil palu milik salah satu pekerja proyek, selanjutnya kembali ke TKP (tempat kejadian perkara) langsung menghajar korban dengan memukulkan palu tersebut pada bagian kepala sebanyak dua kali," Tutur Siti.

Pada saat terjadi perkelahian itu salah satu teman mabuk korban berusaha melerai dengan merangkul pelaku dan menjatuhkannya ke tanah, namun upaya tersebut sia-sia, karena pelaku justru semakin kalap dan mengambil batu yang ada disampingnya, kemudian dipukulkan ke kepala korban hingga tewas.

"Jadi dari rekonstruksi ini bisa kita lihat dengan jelas bagaimana kronoligis kejadian sebenarnya hingga korban Arif benjol meninggal," kata AKP Siti Munawaroh.
Setelah menggelar rekonstruksi tersebut polisi optimis dapat menjerat tersangka dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

"Kami yakin pelaku dapat kami jerat dengan pasal 338 KUHP, karena matinya korban ini benar-benar akibat penganiaayaan yang dilakukan oleh tersangka Endik, yakni setelah beberapa kali dipukul menggunakan palu dan batu" katanya.

Sebelumnya, Minggu (13/11), Arif Hendra Setiawan (31) warga Lingkungan Loksongo Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek ditemukan tewas tergelatak di tepi jalan kawasan gunung ja'as.

Saat ditemukan mayat pengamen tersebut dalam kondisi yang mengenaskan, karena kepala bagian belakangnya pecah akibat pukulan benda benda keras.

Setelah dilakukan pemeriksaan sejumlah saksi, polisi yakin pelaku pembunuhan keji tersebut adalah Endik Dwi Arianto (22) warga Desa Masaran Kecamatan bendungan, Kabupaten Trenggalek.

"Tersangka sempat buron selama tiga pekan, yang kemudian berhasil kami tangkap di tempat persembunyiannya di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Sabtu (26/11) dini hari," pungkas AKP Siti Munawaroh.

Senin, 28 November 2011

15 MOBIL OPERASIONAL POLISI DIDISTRIBUSIKAN KE MASING-MASING POLSEK

Trenggalek, 28/11 (ADSFM) - 15 mobil dinas baru milik kepolisian Trenggalek didistribusikan ke 13 polsek jajaran. Kapolres Trenggalek AKBP Totok Suhariyanto mengatakan, masing-masing polsek mendapatkan jatah satu unit mobil Mitsubhisi Strada Double Cabin, sedangkan satuan sabara Polres Trenggalek mendapatkan jatah dua unit mobil sedan.

AKBP Totok Suhariyanto menambahkan, pemberian mobil operasional ini sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja kepolisian dalam rangjka melayani masyarakat.

"Ini dalam rangka untuk memberikan pelayanan prima, merespon secaracepat dinamika yang terjadi dimasyarakat, intinya segera, misalkan ada permintaan pengamanan bisa segera dipenuhi dengan mobil tersebut dengan kecepatan memadai," kata Kapolres Trenggalek AKBP Totok Suhariyanto.

Sementara itu Kasubag Humas Polres Trenggalek , AKP Siti Munawaroh mengatakan, sudah saatnya kepolisian mendapatkan fasilitas yang layak untuk menjalankan tugasnya , pasalnya saat ini armada yang dimiliki kepolisian sangat minim dan mayoritas telah berusia tua.

Sabtu, 26 November 2011

POLISI TANGKAP PELAKU PEMBUNUHAN DI GUNUNG JA'AS



Trenggalek, 26/11 (ADSFM) - Jajaran Polres Trenggalek, Jawa Timur dan Polres Tapin, Kalimantan Selatan berhasil menangkap pelaku pembunuhan seorang pengamen yang terjadi di lereng gunung Ja'as, Kabupaten Trenggalek tiga pekan lalu (Minggu 13/11).

"Alhamdulilah, pelaku yang bernama Endik Dwi Andrianto (22) warga Desa Masaran, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek ini berhasil kami tangkap setelah menjadi DPO (daftar pencarian orang) selama tiga minggu, ini merupakan hasil kerja keras kami bersama Polres Tapin" kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Sabtu.

Lebih lanjut Siti menjelaskan, penangkapan tersebut dilakukan hari Sabtu (26/11) dini hari sekira pukul 02.00 Wita, oleh tim buru sergap polres Tapin yang dipimpin langsung oleh kapolres setempat.

"Informasi sementara yang kami peroleh, tersangka ditangkap di kawasan Tapin Utara saat sedang tidur ditempat persembunyiannya, untuk kronologis lengkapnya besok siang saja, karena saat ini tersangka masih belum datang," kata perwira pertama ini.

Setelah mendapat informasi penangkapan tersebut, tim Polres Trenggalek langsung melakukan penjemputan Untuk dibawa ke Mapolres Trenggalek guna proses hukum lebih lanjut.

"Ada beberapa anggota polres Trenggalek yang menjemput kesana, pukul 5.00 Wib sore tadi baru sampai di Bandara Juanda Surabaya, kemungkinan nanti sampai sini sekira pukul 11 malam," kata Siti menjelaskan.

Sementara itu dari data rekam jejak di Polres Trenggalek, tersangka Endik Dwi adalah residivis yang pernah masuk penjara gara-gara kasus penaniayaan yang terjadi pada bulan maret 2010 yang lalu.

Sebelumnya, Arif Hendra Setiawan (31) seorang pengamen asal lingkungan Loksongo Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek, minggu sore (13/11) ditemukan tewas di jalan kawasan gungung ja'as yang tidak jauh dari rumahnya.

Saat ditemukan kondisi mayat korban dalam keadaan yang mengenaskan, karena kepala bagian belakangnya pecah akibat dipukul benda tumpul sejenis palu.

Dari olah tempat kejadian perkara (TKP) polisi menemkan sejumlah barang kti diantaranya, palu, potongan kayu, sepda motor Honda Megapro milik korban, pakaian serta sandal jepit.

Sementara itu informasi yang diperoleh ADSFM dari salah satu saksi yang diperiksa polisi, sebelum terjadi pembunuhan tersebut Arif bersama empat temannya menggelar pesta minuman keras di kawasan wana wisata gunung ja'as.

Saat asyik menenggak minuman beralkohol tersebut, antara Arif dan Endik terjadi perselisihan hingga berujung pada perkelahian, merasa kalah dalam duel itu, kemudian Andik bergegas menjunu ke tepi sungai dan meminjam sebuah palu milik pekerja proyek.

Selanjutnya ia kembali kelokasi kejadian untuk melampiaskan kemarahannya terhadap Arif dengan cara memukul kepala korban menggunakan palu tersebt hingga tewas.

"rencananya nati tersangka akan kami jerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, namun kalau pembunuhan itu direncanakan maka akan kami jerat dengan pasal 340 KUHP," pungkas Siti.

Jumat, 25 November 2011

POLISI BERHASIL MENGUNGKAP IDENTITAS KORBAN PEMBUNUHAN


Trenggalek, 25/11 (ADSFM) - Kepolisian Trenggalek, Jawa Timur berhasil mengungkap identitas mayat dua pria yang ditemukan di hutan Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo, Sabtu (19/11).

Mayat pertama diidentifikasi bernama Hadi Sardono, kelahiran Kabupaten Madiun, sedanghkan mayat kedua, yang ditemukan di hutan Tumpak Angpo bernama I Made Ngawit Ala, warga jlan Tukat Haya Gg 9 nomor 14 Denpasar, Bali.

"Untuk Hadi sardono ini kemungkinan besar rumahnya Kediri namun untuk kepastiannya masih kami lacak, kebetulan yang bersangkutan ini adalah DPO (daftar pencairan orang) kasus pembunuhan," kata kasubag Humas Polres Trnggalek, AKP Siti Muawaroh, Jumat.

Keberhasilan pengungkapan identitas tersebut, setelah Kepolisian Denpasar melakukan penelusuran pemilik terakhir mobil Toyota Kijang LSX nomor polisi DK 1545 CL yang sebelumnya dipakai kedua korban.

"Kalau di STNK atas namanya Wahyuni, tapi setelah ditelusuri lagi ternyata mobil itu telah berpindah tangan dan pemilik terakhirnya adalah I Made Ngawit Ala itu sendiri, hal ini diakui oleh pihak keluarganya," katanya.

Setelah mendapat titik terang pemilik asli mobil tersebut, polisi langsung menunjukkan foto-foto yang sebelumnya tersimpan dalam memory Blackberry korban, dari situlah keluarga pemilik mobil mengenali bahwa salah satu korban pembunuhan itu adalah I Made Ngawit Ala.

AKP Siti Munawaroh menambahkan, saat ini pihak keluarga korban sedang dalam perjalanan dari Bali menuju Trenggalek untuk mengambil jenazah.

"Mayat kedua korban kami simpan di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri, namun keluarga korban akan ke Trenggalek dulu, baru kemudian kami antar kesana (rumah sakit). Informasinya Hari ini sudah berangkat ke Trenggalek, kemungkinan besok (sabtu 25/11) baru sampai sini," ucap polwan ini.

Sementara itu terkait identitas seorang wanita berkerudung merah jambu yang berada didalam mobil bersama kedua korban, diperkirakan adalah istri korban pertama Hadi Sardono.

"Keberadaanya masih belum kami ketahui, tetapi dari data awal yang kami peroleh, wanita tersebut rumahnya Kediri," kata Siti menjelaskan.

Sementaar itu untuk mengumpulka bukti-bukti tambahan, aparat kepolisian melakukan penyisiran ulang di sekitar lokasi penemuan mayat.

"siapa tahu ada bukti baru yang akan memperjelas pengungkapan kasus ini, terlebih saat ini keberadaan wanita di dalam mobil tersebut belum diketahui, jangan-jangan juga ikut terbunuh," katanya.

Rabu, 23 November 2011

FOTO - FOTO KORBAN PEMBUNUHAN WATULIMO






POLISI UNGKAP FOTO KORBAN PEMBUNUHAN



Trenggalek, 23/11 (ADSFM) - Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur mengungkap foto-foto korban pembunuhan dua pria bertato yang ditemukan di kawasan hutan Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo (Sabtu).

"Dari identifikasi yang dilakukan oleh labfor terhadap handphone Blackberry yang ditemukan di saku korban terdapat foto-foto ini," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, sambil menunjukkan sejumlah foto korban, Rabu.

Polisi yakin foto yang terdapat pada Blackberry tersebut adalah foto korban sebelum dilakukan eksekusi pembunuhan.

Keyakinan polisi itu setelah pihaknya melakukan pencocokan tato maupun pakaian yang dipakai dengan mayat yang ditemukan di Karanggandu beberapa waktu yang lalu.

"Mayat kedua pakai celana doreng dan di foto juga memakai doreng, demikian juga pada mayat pertama salah satu telinganya memakai anting, di foto ini juga demikian dan dari temuan ini kami juga yakin bahwa antara mayat pertama dan kedua memiliki kaitan, karena mereka selalu bersama" jelas Siti.

Dalam foto yang ditunjukkan kepada sejumlah wartawan, nampak beberapa aktifitas korban sebelum dilakukan eksekusi, diantaranya foto berdua di lereng gunung, foto di belakang rumah bambu (gedhek), foto berdua di tugu pantai Prigi, foto bertiga dengan seorang wanita didalam mobil serta foto mobil Toyota Kijang LSX berplat nomor polisi Bali DK 1545 CL.

Setelah mengetahui adanya foto mobil dalam Blackberry itu, penyidik Polres Trenggalek langsung menghubungi Polda Bali untuk menanyakan identitas pemilik mobil tersebut.

Dari konfirmasi itulah diketahui nama pemiliknya adalah Wahyuni, warga jalan Pulau Buru no 4, namun mobil tersebut ternyata sudah dipindah tangankan kepada orang lain dan saat ini belum diketahui pemiliknya selanjutnya.

"Disisi lain, Kami juga akab menelusuri siapa wanita berkerudung merah jambu yang ada dalam mobil bersama dengan kedua korban," ucap Siti.

Sementara itu, terkait lokasi pembunuhan, aparat kepolisian Trenggalek belum berani memastikan meski dalam foto tersebut terlihat jelas korban sedang berpose di bawah tugu pantai Prigi dan memakai pakaian yang sama dengan yang dipakai saat mayatnya ditemukan.

"Memang ada kemungkinan eksekusinya dilakukan di Trengalek, namun kami masih belum berani memastikan, akan diteliti lebih lanjut kapan foto ini diambil," jelas AKP Siti Muawaroh didampingi KBO Reskrim IPTU Sudarno.

Lebih lanjut siti menjelaskan, untuk mengungkap identitas kedua pria bertato itu pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda jatim untuk menyebar luaskan foto-foto tersebut keseluruh polres jajaran maun polda lain.

"Kami juga berharap apabila ada masyarakat yang mengenali foto ini, segera menghubungi polres Trenggalek melalui nomor 0355 791123 atau ke nomor ponselnya kasat reskrim 081335120499," kata Siti mengimbau .

AKP Siti Munawaroh menambahkan, saat ini tim Labfor Polda Jatim juga masih berusaha mencari petunjuk lain yang tersimpan dalam memory Blackberry milik korban.

"Salah satu yang akan diteliti adalah pesan singkat atau SMS serta aktifitas chating pada BBM, siapa tahu dari data tersebut identitas korban dapat kami ungkap lebih dalam," katanya.

Namun disisi lain, polisi telah memastikan penyebab kematian kedua pria bertato itu adalah akibat dibunuh yang didasarkan pada hasil otopsi di rumah sakit Bahayangkara, Kediri.

"Jadi, matinya korban ini akibat luka tembus yang ada dikepala bagian depan sampai kepala bagian belakang, untuk memastikan luka ini apakah akibat peluru sejata apai atau yang lain, tim labfor masih melakukan penelitian alurnya," jelasnya.

Sebelumnya Kepolisian Sektor Watulimo, Trenggalek menerima laporan adanya penemuan dua mayat pria bertato di hutan tumpak semin petak 122 (Jumat, 18/11) dan hutan tumpak angpo Desa Karanggandu Kecamatan watulimo (Sabtu, 19/11).

Saat ditemukan kondisi mayat pertama nyaris bugil, hanya memakai celana dalam serta kaos kaki, sedangkan mayat kedua yang ditemukan dibawah pohon cengkih atau 500 meter dari lokasi pertama dengan kondisi masih memakai pakian lengkap.

Selasa, 22 November 2011

POLISI PASTIKAN MAYAT PRIA BERTATO ADALAH KORBAN PEMBUNUHAN

Trenggalek, 22/11 (ADSFM) - Tim Laboratorium Forensik Polda Jatim dan kepolsian Trenggalek terus berusaha melakukan pengungkapan identitas mayat pria bertato yang ditemukan di desa karanggandu kecamatan watulimo beberapa waktu yang lalu.

Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Saiful Rohman mengatakan, dari hasil otopsi yang dilakukan di rumah sakit bhayangkara kediri kemarin, Labfor Polda Jatim memastikan, kedua mayat pria tersebut adalah korban pembunuhan.

Sementara itu mengenai lubang tembus yang berada di kepala korban, masih akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah bekas luka tembakan senjata api atau bukan.

"Kami belum bisa memastikan apakan itu bekas tembakan atau bukan, karena di dalam kepala korban tidak ditemukan proyektil peluru, untuk memastikan itu labfor akan melakukan penelitian lebih lanjut megenai alur lubang tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Saiful Rohman, Selasa.


Saiful menambahkan , untuk mengungkap identitas korban, kali ini pihaknya juga telah menyerahkan blackberry yang ditemukan di saku saah satu korban kepada tim laboratorium forensik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Ia berharap dari blackberry tersebut dapat memberi petunjuk mengenai identitas korban maupun pelaku pembunuhan.

ANGIN KENCANG TERJANG TRENGGALEK


Trenggalek, 22/11 (ADSFM) - Sejumlah pohon kota dan baliho non permanen di jalan Soekarno-Hatta, kelurahan Kelutan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur roboh diterjang angin kencang, Selasa Siang.

Akibatnnya, akses utama menuju kota tersebut tertutup total selama satu jam karena terhalang pohon angsana berdiameter 50 centimeter yang melintang badan jalan.

"Tadi sekira jam 11.30 hujan turun cukup lebat disertai angin kencang, tidak lama kemudian pohon ini roboh, yang disebelah selatan sana juga roboh," kata Salah satu warga Kelurahan Kelutan Trenggalek, Anik, Selasa.

Robohnya pohon tersebut membuat arus lalu-lintas menjadi terganggu dan terpaksa dialihkan melalui gang-gang kecil yang ada disekitar lokasi.

Selain menutup seluruh badan jalan, pohon angsana tersebut juga menimpa salah satu pengendara motor yang hendak menuju ke wilayah kota, namun beruntung hanya sepeda motornya yang mengalami kerusakan.

"Kejadiannya mendadak sekali, tahu-tahu roboh, saya tidak sempat menghindar dan untung hanya mengenai bagian lampu depan ini saja," kata Pengendara motor, Prayit.

Petugas kantor lingkungan hidup yang menerima laporan kejadian itu langsung mendatangi lokasi dan memotong dahan pohon yang mengahalangi jalur protokol tersebut dengan menggunakan gergaji mesin.

Sementara itu salah satu warga Kelutan, Anik berharap, petugas lingkungan hidup secara rutin melakukan mengontrol pohon-pohon kota yang berada disepanjang jalan utama.

"Dengan melakukan pengecekan tersebut maka akan mengurangi resiko kejadian yang sama, coba kalau sampai tadi itu arus lalu-lintas ramai pasti akan jatuh korban," katanya.

Ia meminta, sejumlah pohon yang saat ini kondisinya rapuh maupun keropos untuk segera dilakukan pemotongan, mengingat saat ini musim penghujan sudah tiba dan sering kali disertai dengan angin kencang.

"Takutnya kalau sampai dibiarkan saja akan membahayakan rumah penduduk yang ada disekitar pohon-pohon itu, tapi kalau ohonnya kelihatanya masih kokoh ya jangan dipotong," kata Anik berharap.

Disisi lain, dari pantauan ADSFM, beberapa baliho non permanen yang dipasang di sisi jalan Soekarno-Hatta utara juga roboh, namun baliho yang rata-rata berukuran 3 X 4 meter tersebut tidak sampai mengganggu pengguna jalan.

Senin, 21 November 2011

MAYAT PRIA BERTATO DIDUGA DITEMBAK

Trenggalek, 21/1 (ADSFM) - Tim Laboratorium forensik (Labfor) Polda Jatim, menemukan luka yang diduga bekas tembakan di salah mayat yang ditemukan di Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo beberapa waktu yang lalu.

"Saat kami lakukan olah TKP mayat yang kedua bersama dengan tim labfor Polda, ada lubang pada bagian dahi yang tembus sampai kepala bagian belakang, dugaan sementara akibat ditembak," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Senin.

Untuk memastikan dugaan tersebut, saat ini mayat korban dibedah dan dilakukan proses otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Kediri.

"Proses otopsinya dilakukan oleh pihak RS Bhayangkara, didampingi oleh tim Labfor Polda Jatim dan penyidik dari Polres Trenggalek, dari otopsi ini nanti akan diketahui apakah luka tersebut benar-benar bekas tembakan tau bukan," Tutrnya.

Siti menambahkan, proses otopsi kali ini dilakukan secara bersamaan dengan mayat pertama, yang ditemukan sehari sebelumnya.

"Kebetulan untuk mayat yang pertama belum kami lakukan otopsi, karena sebelumnya kami berharap ada keluarga korban yang datang, namun ternyata tidak ada," katanya.

Sementara itu disinggung mengenai identitas kedua korban tersebut, Siti mengaku pihaknya hingga kini masih belum berhasil melakukan identifikasi.

"Karena di lokasi kejadian tidak kami temukan selembar identitas sama sekali, kami sudah menyebarkan foto korban ke polsek jajaran maupun ke daerah lain, namun sampai saat ini belum ada hasilnya," kata polwan ini.

Polisi menduga kedua mayat pria bertato itu adalah warga dari luar kabupaten Trenggalek yang sengaja dibunuh dan dibuang di kawasan hutan Desa Karanggandu Kecamatan watulimo.

"Warga sekitar tidak ada yang mengenal maupun mengetahui kedua orang tersebut, sehingga besar kemungkinan wilayah Watulimo ini hanya dijadikan lokasi pembuangan saja," katanya menduga.

Sebelumnya, warga Desa Karanggandu digegerkan oleh penemuan dua mayat pria bertato di tepi jalan hutan desa setempat.

Mayat pertama ditemukan hari Jumat (18/11) sekira pukul 13.00 WIB di hutan petak 22 dengan kondisi setengah telanjang, hanya memakai celada dalam serta kaos kaki.
"Mayatnya ini bertubuh gempal penuh dengan tato di pungggung maupun lengan, salah satu tato di bagian lengan bertuliskan Yahmi, selain itu salah satu telinganya memakai anting," kata Siti menyebutkan ciri-ciri korban.

Sedangkan mayat keduan ditemukan keesokan harinya (19/11) pukul 9.00 WIB di bawah pohon cengkeh di kawasan hutan Tumpak Ampo Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo atau sekitar 500 meter dari lokasi penemuan mayat pertama.

"Mayat Yang kedua ciri-cirinya hampir sama dengan yang pertama, bertubuh besar dan bertato, hanya saja saat ditemukan masih berpakaian lengkap," ucap Siti.

Sabtu, 19 November 2011

LAGI.. TEMUKAN MAYAT KORBAN PEMBUNUHAN

Trenggalek, 19/11 (ADSFM) - Sesosok mayat yang diduga korban pembunuhan kembali ditemukan Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

"Penemuananya sekitar pukul 9.00 Wib tadi pagi, di bawah pohon cengkeh kurang lebih 10 meter dari jalan, untuk kondisi mayat sudah membusuk dan berbau," kata kapolsek Watulimo, AKP Mohammad Khoiril, Sabtu.

Lokasi penemuan mayat tersebut berada di kawasan tumpak ampo desa Karanggandu, menurut Khoiril lokasi itu sekitar 500 meter dari lokasi penemuan mayat pertama di petak hutan 22 Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo.

"Kami masih belum bisa memastikan apakah mayat kedua ini korban pembunuhan atau bukan, karena masih dilakukan olah TKP, kalau kemungkinan memang ada kaitannnya dengan penemuan sebelumnya," katanya.

Dari olah TKP sementara dari tubuh korban tidak ditemukan tanda pengenal atau identitas, namun ciri-ciri korban hampir mirip dengan korban pertama, yakni tubuhnya dipenuhi dengan tato.

"Tadi yang menemukan perama kali adalah salah satu warga Karanggandu, namanya Katimin, waktu itu dia sedang mencari rumput untuk pakan ternaknya,beitu tahu ada mayat langsung memberi tahu warga lain dan diteruskan ke kami (polisi),' Tutur mantan KBO Reskrim ini.

Hingga berita ini ditulis, jajaran kepolsian Sektor Watulimo belum berani melakukan evakuasi tubuh korban, karena masih mengungu tim laboratorium forensik (Labfor) dari Polda Jatim.

"Sementara mayat korban masih ada di TKP, karena tadi dapat instruksi dari atasan, tim labfor Polda Jatim akan langsung ke TKP untuk ikut melakukan olah TKP," kata Khiril menjelaskan.

Sementara itu salah satu warga Karanggandu, Yudish mengaku miris dengan adanya penemuan doa sosok pria berato itu, ia khawatir wilayahnya dijadikan tempat pembuangan korban pembunuhan.

"Warga disini banyak yang takut, masak dalam satu hari ditemukan dua mayat, apalagi dulu juga pernah ada 'debt collector' yang dibunuh dan mayatnya sengaja dibuang di kawasan sini (Watulimo)," katanya.

Ia berharap polisi segera melakukan upaya pengungkapan kasus tersebut denga menangkap pelakunya, sehingga warga sekitar tidak dicekam ketakutan.

Sehari sebelumnya, Sabtu (18/11) warga menemukan mayat tanpa identitas di hutan petak 22 Desa Karangandu Kecamatan Watulimo, mayat tersebut hanya mengenakan celana dalam dan kaos kaki.

Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti munawaroh mengatakan, mayat tersebut diduga akibat korban pembunuhan , pasalnya ditubuh korban terdapat luka yang diduga akibat kekerasan.

Saat ini mayat yang tidak beridentitas tersebut dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota kediri untuk dilakukan otopsi.

PRIA BERTATO DITEMUKAN TEWAS DIBUNBUH DI WATULIMO


Trenggalek, 19/11 (ADSFM) - Kepolsian Trenggalek, Jawa Timur menduga mayat yang ditemukan di kawasan hutan petak 22 Desa Karangggandu Kecamatan Watulimo adalah korban pembunuhan.

"Kesimpulan sementara itu muncul setelah kami melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) kemarin sore (Jumat 18/11), pada tubuh korban tepatnya di bagian hidung terdapat luka yang mengeluarkan darah," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti MUnawaroh, Sabtu.

Untuk memastikan penyebab pasti kematian mayat tanpa identitas tersebut, polisi telah meengambil beberapa sampel darah yang tercecer dilokasi kejadian, selain itu jenazah korban juga dibawa ke Rumah Sakit Bahayangkara Kota Kediri guna dilakukan otopsi.

"Namun untuk satu atau dua hari ini otopsi masih belum bisa kami lakukan, karena sampai saat inibelum ada pihak keluarga korban yang merasa kehilangan anggota keluarganya," katanya.

Siti menambahkan, kini pihaknya juga tegah melakukan upaya pengungkapan identitas korban dengan mengumumkan melalui media masa maupun polsek jajarannya, karena saat dilakukan olah TKP, polisi sama sekali tidak menemukan selembar identitas.

"Saat ditemukan itu, mayat korban dalam kondisi setangah telanjang dan hanya memakai cd (celana dalam) serta kaos kaki, identitas korban mungkin sengaja dibuang diambil oleh pelaku untuk menghilangkan jejak," kata polwan berpangkat ajun komisaris polisi ini.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang merasa kehilangan salah satu anggota keluarganya dengan ciri-ciri mirip dengan korban, untuk segera menghubungi pihak kepolisian.

"Ciri-cirinya, laki-laki, usia sekitar 35 tahun, memiliki tinggi 165 cm bertubuh besar dengan tato di punggungnya bertuliskan dodon dan tato di lengan sebelah kanan bertuliskan yahmi, sedangkan lengan kiri korban bertato trisula, selain itu korban memakai anting pada telinga sebelah kiri," kata Siti menjelaskan.

Sebelumnya sekitar pukul 13.00 salah satu warga Desa bangun Kecamatan Munjungan, Sagino (35), menemukan sesosok mayat yang tertelungkup dipinggir jalan di kawasan perhutani desa Karanggandu Kecamatan Watulimo. Mengetahu hal tersebut ia langsung menghungi perangkat desa setempat yang kemudian diteruskan ke pihak kepolsian.

"Saksi ini sebelumnya berniat ke Watulimo, namun saat melewati TKP ia melaihat ada mayat tersebut," tutur Siti.

Kini polisi tengah memeriksa dua orang saksi, yakni Sagino, orang yang pertama kali mengetahui keberadaan korban serta salah satu perangkat desa Karanggandu Kecamatan Watulimo.

"Kami akan tanganikasus ini secara serius gar pelaku segera kami tankap sekaligus dapat mengungkap identitas pelaku, untuk proses penyelidikan dilakukan oleh jajaran Polsek watulimo,"pungkas Siti Munawaroh.

Jumat, 18 November 2011

200 BIDAN DI TRENGGALEK IKUT LAYANI JAMPERSAL

Trenggalek, 18/11 (ADSFM) - Jumlah bidan yang bergabung dengan program jaminan persalinan (Jampersal) di Trenggalek, Jawa Timur meningkat hingga 200 orang.

"Pelaksanaan program ini (Jampersal) awalnya memang terkendala oleh kerjasama dengan praktik bidan swasta, namun setelah setengah tahun berjalan alhamdulillah jumlah bidan yang bergabung sudah lebih dari 200," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Sugito Teguh.

Menurutnya, jumlah tersebut jauh meningkat dibanding pada awal pemberlakukan jempersal pada pertengahan April lalu yang hanya 60 bidan dari total 280 bidan yang beroperasi di Trenggalek .

Peningkatan jumlah bidan peserta jaminan untuk ibu melahirkan tersebut terjadi setelah Bupati Trenggalek membuatterobosan dengan mengeluarkan peraturan bupati yang membebaskan poliklinik desa (polindes) dari biaya retribusi persalinan.

"Kalau dulu polindes-polindes itu dibebani retribusi persalinan sebesar Rp200 ribu sedangkan biaya dari jampersal hanya Rp350 ribu sehingga bidan hanya menerima R150 ribu, jumlah itu tidak cukup untuk membeli bahan dan peralatan habis pakai. Tapi kalau sekarang retribusinya hanya Rp10 ribu," katanya menjelaskan.

Dengan jumlah 200 bidan, Pria yang akrab disapa Teguh ini optimis hingga akhir tahun 2011 nanti program jaminan persalinan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat tersebut mampu terserap dengan baik.

"Sampai saat ini sudah anggaran jampersal itu sudah terserap sekitar 40 persen, dari total anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat sebesar Rp1.8 miliar," tuturnya.

Sugito Teguh berharap jumlah masyarakat yang mengikuti program jampersal terus mengalami peningkatakan sehingga pihaknya mampu melakukan penyerapan anggaran hingga 60 persen.

"Sebetulnya 40 persen ini sudah cukup baik dibandingkan dengan daerah-daerah lain, namun kami berharap sampai akhir anggaran nanti bisa lebih dari itu, mengingat program ini sangat efektif untuk kematian ibu dan bayi saat melahirkan," harap Teguh.

Jaminan persalinan gratis atau Jampersal mulai di laksanakan di kabupaten Trenggalek pada tanggal 15 april 2011 ,untuk melaksanakanya pemerintah pusat memberikan kucuran anggaran Rp1.8 miliar.

Sementara itu data di Dinas Kesehatan setampat, jumlah kelahiran bayi di Trenggalek rata-rata antara 9000 hingga 10ribu kelahiran per tahun.

"Dari jumlah tersebut empat ribu diantara sudah terlayani oleh program jamkesmas dan jamkesda,"pungkas Teguh.

Rabu, 16 November 2011

POLISI JANJI TANGKAP PELAKU PEMBUNUHAN TIGA HARI KEDEPAN

Trenggalek, 16/11 (ADSFM) Kepolisian Trenggalek berjanji akan segara menangkap pelaku pembunuhan seorang pengamen di lereng gunung ja'as yangterjadi pada hari Minggu lalu (13/11).

"Saat ini tim masih dilapangan, mohon do'anya semoga saja dua hingga tiga hari kedepan pelaku dapat kami tangkap," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Rabu.

Menurutnya, dua tim yang telah dibentuk kapolres Trenggalek tersebut saat ini bekerja selama 24 jam untuk mengintai keberadaan pelaku yang diduga seorang residivis tersebut.

"Tm yang kami bentuk ini bekerja secara maraton, jadi, satu istirahat yang satunya bekerja, ini terus kami lakukan setiap hari agar gerak-gerik pelaku bisa kami pantau," katanya.

Beberapa lokasi yang disinyalir menjadi tempat prsembunyian pelaku, kini menjadi fokus penyisiran oleh korp bayangkara tersebut.

"Kelihatannya saat ini pelaku masih berpindah-pindah tempat, nanti kalau keberadaan pelaku sudah pasti dan memungkinkan untuk dilakukan penangkapan maka akan segera kami lakukan," ucap siti.

Pihaknya mengaku saat ini telah mengantongi identitas lengkap dari pelaku, untuk meyakinkan hal tersebut Siti menunujukan foto pelaku saat menjadi tersangka kasus pengeroyokan bulan maret 2010 tahun lalu.

"Ini fotonya, tapi jangan dimuat dulu, nanti saja kalau sudah ditangkap. Pelaku ini dulu pernah terjerat pasal 170 jo 406 KHUP, dia warga asli Trenggalek," jelas perwira dengan tiga balok dipudaknya ini.

Sebelumnya, Arif Hendra Setiawan (31) seorang pengamen asal lingkungan Loksongo Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek, minggu sore ditemukan tewas di jalan kawasan gungung ja'as yang tidak jauh dari rumahnya.

Saat ditemukan mayat korban dalam kondisi menenaskan dengan kepala bagian belakang pecah yang diduga akibat pukulan benda tumpul sejenis palu.

Dari olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan bebera barang bukti, diantaranya, sebuah palu, sepeda motor Honda Megapro, potongan kayu, sandal jepit serta pakaian korban.

Untuk mengungkap kasus pembunuhan itu, kepolsian Trenggalek langsung memeriksa tiga saksi yang diduga berada di TKP saat kejadian berlangsung.

Sementara itu salah satu teman saksi mengaku, pelaku mencegat temannya yang saat itu sedang melintas di lereng gunung ja'as, selanjutnya pelaku memaksa untuk diantarkan ke terminal bus Surodakan.

Senin, 14 November 2011

KESURUPAN MASAL, SISWA SMPN 3 TRENGGALEK DIPULANGKAN


Trenggalek, 14/11 (ADSFM) - Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Trenggalek memulangkan seluruh siswanya setelah terjadi kesurupan massal usai mengikuti upacara bendera.

"Langkah ini kami ambil karena suasananya tidak memungkinkan, takutnya jumlah siwa yang mengalami kesurupan justru terus bertambah," Kata kepala Sekolah SMP Negeri 3 Trenggalek, Rohmad, Senin.

Menurutnya, perintah belajar dirumah tersebut telah mendapatkan perstujuan dari Dinas Pendidikan Kabuaten Trenggalek.

Sementara itu, dengan dibantu pihak satuan polisi pamong praja (Satpol PP) dan TNI, 30 siswa yang mengalami kesurupan dievakuasi dan dipulangkan kerumah masing-masing.

"Setelah dinyatakan sadar, mereka (siswa kesurupan) langsung kami antarkan pulang kerumah," katanya.

Salah satu guru SMP Negeri 3 Trenggalek, Tatit Mahendra menceritakan, kejadian kesurupan masal tersebut mulai terjadi usai mengikuti upacara bendera.

"Saat itu setelah upacara, dewan guru mendapatkan pembekalan dari kepala sekolah, namun baru berjalan lima menit tiba-tiba ada anak pingsan, hal itu tadinya kami anggap hanya pingsan biasa tapi ternyata berteriak-teriak seperti kesurupan," katanya.

mengetahui hal tersebut beberapa guru dan langsung membawanya ke ruang UKS, namun setelah itu jumlah siwa yang kesrupupan justru semakin banyak dan bergonta-ganti.

"Kami dan beberapa guru mencoba mengobatinya, tapi setelah satu siswa sembuh tiba-tiba ganti siswa lainya kesurupan, itu terus-menerus, bahkan ada beberapa siswa yang sadar kemudian kesurupan lagi sampai tiga kali," katanya.

Merasa kewalahan menangani siswa yang kesurupan pihak sekolah langsung meminta bantuan orang pintar, satuan polisi pamong praja (Satpol PP) dan TNI.

Setelah mendapat bantuan berapa orang pintar, jumlah siswa yang mengalami kesurupan berangsur-angsur berkurang.

"Karena takut semakin banyak siswa yang kesurupan, akhirnya kami berkonsultasi dengan kepala sekolah untuk memulangkan seluruh siswa," tutur Tatit.

Sementara itu , salah satu oarang pintar yang didatangkan pihak sekolah, Be'eng mengatakan kejadian itu karena ada salah satu siswa yang jahil. "Ada yang iseng membawa sesuatu yang bisa mengganggu makhluk lain itu," katanya singkat.

Minggu, 13 November 2011

POLRES TRENGGALEK TERJUNKAN DUA TIM BURU PELAKU PEMBUNUHAN


Trenggalek, 13/11 (ADSFM) - Kapolres Trenggalek, Jawa Timur, AKBP Totok Suharyanto mengerahkan dua tim untuk memburu pelaku pembunuhan seorang pengamen yang terjadi dilereng gunung ja'as kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek.

"Saat ini kami sudah menerjunkan dua tim , satu tim untuk memburu keluar kota, sedangkan satu tim lagi kami konsentrasikan untuk melakukan penyelidikan di Trenggalek," kata AKBP Totok Suharyanto, Minggu malam.

Pihaknya yakin bisa segera melakukan penangkapan pelaku, pasalnya saat ini tim penyidik telah mengantongi identitas pelaku, namun ia enggan untuk menyebutkan dengan alasan masih dalam upaya pengejaran.

"Takutnya kalau pelakuknya malam ini belum tertangkap kemudian identitasnya masuk koran, malah kami yang susah, karena pelakunya ini kelihatannya adalah residivis," katanya.

Disisi lain saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap tiga orang saksi yang ada di lokasi kejadian.

"Tiga saksi ini masing-masing dua orang yang saat itu ada di tempat kejadian dan satu lagi masih dibawah umur, saat ini masih dalam tahap mencocokkan keterangan satu dengan yang lainnya," tutur Totok.

Orang nomor satu di kepolisian Trenggalek ini menceritakan, korban pembunuhan tersebut adalah Arif Hendra Setiawan (31) warga lingkungan lok 9 Kelurahan Ngantru Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek. Sementara itu peristiwa pembunuhan itu diperkirakan terjadi pukul 15.00 Wib.

"Untuk latar belakang terjadinya peristiwa itu masih belum diketahui, termasuk apakah saat kejadian korban dalam kondisi mabuk apa tidak, karena saat ini jenazah korban masih diotopsi di RSUD Dr Soedomo Trenggalek," katanya.

Totok menambahkan dari olah tempat kejadian perkata (TKP) korban diperkiakan dibunuh dengan cara dipukul menggunakan palu serta balok kayu.

"Kondisi korban kepalanya pecah, diperkirakan akibat pukulan benda tumpul, hal itu didukung dengan barang bukti yang kami temukan di lokasi kejadian berupa palu dan potongan kayu," katanya menjelaskan.

Selain palu dan potongan kayu, polisi juga menemukan barang bukti sepeda motor milik korban, Honda Megapro nomor polisi K 6212 FC, batu, serta sandal jepit.

Sementara itu D, salah satu teman saksi mengatakan kejadian usai melakukan pembunuhan pelaku menghadang temannya yang kebutulan melintas dijalan gunung ja'as, saat itu pelaku meminta saksi untuk mengatarkannya ke terminal bus.

"Teman saya itu diancam kalau tidak mau mengantar," kata teman saksi.

Jumat, 11 November 2011

BUPATI TRENGGALEK MINTA PENGERJAAN PROYEK DIPERCEPAT

Trenggalek, 11/11 (ADSFM) - Memasuki musim penghujan Bupati Trenggalek meminta proses pengerjaan proyek infrastruktur dipercepat.

"Kami sudah meninjau ke sejumlah proyek yang berskala besar, terutama jembatan-jembatan, ternyata ada yang masih menggunakan alat molen manual, kalau seperti itu kapan proyek ini akan selesai," kata Bupati Trenggalek, Mulyadi Wiryono, Jumat.

Untuk itu Mulyadi meminta agar pihak rekanan mempercepat pengerjaan proyek dengan menggunakan molen "ready mix", mengingat musim hujan sudah mulai datang.

Selain itu pihaknya juga telah menginstruksikan ke masing-masing kepala dinas untuk memeprioritaskan pengerjaan proyek yang berhubungan langsung dengan air.

"Terutama jembatan, tangkis sungai serta tembok penahan jalan (TPJ), kalau untuk pengaspalan jalan kelihatannnya sudah banyak yang selesai, kalaupun ada yang belum itu karena masih menunggu giliran dari AMP-nya," katanya.

Bupati MUlyadi juga menyarankan agar pihak rekanan menambah jumlah pekerja, hal itu dilakukan agar volume pekerjaan yang diselesaikan dalam sehari bisa meningkat dibanding hari-hari biasanya.

"Harapannya, waktu yang telah disepakati dalam kontrak pekerjaan tersebut bisa tuntas sesuai rencana, sehingga anggaran yang telah dialokasikan juga dapat terserap secara maksimal," katanya.

Sementara itu dalam untuk menjaga kualitas pengerjaan proyek , bupati meminta agar pihak rekanan memasang papan nama proyek lengkap beserta biaya, volume beserta jangka waktunya sejak proses awal perkerjaan dimulai.

"Ini tujuanya tidak lain agar masyarakat bisa ikut serta melakukan pengawasan terhadap pengerjaan proyek-proyek tersebut, kalau sampai ada pelanggaran misalkan tidak sesuai dengan besaran teknis, masyarakat bisa melaporkannya ke pihak pemerintah," katanya.

Sementara itu terkait sejumlah proyek yang batal dikerjakan tahun ini, Kabag Humas Pemkab Trenggalek, Yoso Mihardi mengaku sebagian besar proyek tersebut berada di Dinas Pendidikan.

"Memang, untuk DAK tahun 2011 banyak yang tidak bisa dikerjakan, karena petunjuk teknis dari pusat baru turun beberapa minggu yang lalu, sehingga waktunya tidak mencukupi" katanya.

Namun pihaknya tidak terlalu khawatir, pasalnya anggaran dana alokasi khusus dari pemerintah pusat tersebut dapat dikerjakan pada tahun 2012 mendatang.

KEKERINGAN DI TRENGGALEK BELUM BERAKHIR


Trenggalek, 11/11 (ADSFM) - Datangnya musim penghujan di kawasan Trenggalek, Jawa Timur sejak seminggu terakhir belum mengurangi jumlah desa yang mengalami kekeringan.

"Kelihatannya hujan beberapa hari ini belum berdampak terhadap sumber air di desa-desa yang mengalami kekeringan," kata kabag Humas Pemkab Trenggalek Yoso Mihardi, Jumat.

menurutnya, sampai saat ini jumlah desa yang mengalami kekeringan masih tetap 24 desa yang tersebar di 14 kecamatan, kecuali Kecamatan Gandusari dan Durenan.
Sehingga PDAM setempat masih terus mengirimkan bantuan air bersih ke kawasan pegunungan yang mengalami krisis air.

"Meskipun sudah turun hujan sejak beberapa hari yang lalu, namun intensitas hujan yang tinggi baru terjadi dua hari ini sehingga sumur warga masih banyak yang asat (Kering)," katanya.

Dari data di Pemkab Trenggalek, jumlah air bersih yang telah dikirimkan ke 24 desa sebanyak 1660 tangki, jumlah tersebut menurut Yoso kemungkinan besar akan terus bertambah.

"Namun warga tidak perlu khawatir, selama air bersih masih belum tersedia, pemerintah kabupaten akan terus memberikan bantuan, mengingat air bersih ini adalah kebutuhan utama yang harus terpenuhi," ucap Yoso meyakinkan.

Kekeringan di Kabupaten Trenggalek terjadi sejak pertengahan bulan Agustus yang lalu, pada awalnya jumlah desa yang mengalami kekeringan hanya 14 desa namun pada awal bulan Oktober jumlahnya membengkak menjadi 24 desa yang tersebar 12 kecamatan.

Untuk mengatasi kekeringan tersebut Pemrov Jatim mengucurkan bantuan Rp5 juta per minggu yang dipergunakan untuk membeli air bersih di PDAM setempat.

"Air bersihnya dibantu pemrov, sedangkan pemkab menyediakan anggaran untuk transportasi pengiriman air tersebut," Kata Yoso Mihardi.

Selain itu Pemkab Trenggalek juga telah menyiapkan anggaran bantuan air bersih sebanyak Rp80 juta yang berada dibawah kendali Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Trenggalek.

"Insya-allah dananya mencukupi, apalagi kami juga punya anggaran tak terduga di APBD induk, kita berharap kekeringan ini sgera berakhir," harapnya.

POLISI GAGALKAN PENYELUNDUPAN MIRAS ANTAR PROVINSI


Trenggalek, 11/11 (ADSFM) - Kepolisian resor Trenggalek, Jawa Timur menggagalkan upaya penyelundupan ratusan liter minuman keras jenis arak jowo (arjo) dari Jawa Tengah ke wilayah Tulungagung.

"Tadi pagi sekitar jam 10 tim reskoba mengamankan satu truk yang mengangkut 10 jerigen besar arak jowo, masing-masing jerigen berisi 30 liter," kata Kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti MUnawaroh, Jumat.

Truk nomor polisi H 1402 JA yang dikemudikan oleh Imron warga Desa Rejosari Kecamatan Gondang Tulungagung tersebut ditangkap saat melintas di jalan raya Trenggalek-Ponorogo, tepatnya di Desa Nglinggis Kecamatan Tugu.

Siti Menambahkan modus yang digunakan pelaku untuk menyelundupkan barang ilegal tersebut dengan cara menyembunyikan di bawah terpal penampung ikan lele.

"Jadi pelaku ini sebelumnya mengirimkan ikan lele ke Jawa Tengah, selanjutnya saat kembali ke Tulungagung 'nyangking' (membawa) sepuluh jerigen miras," katanya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kini, tersangka Imron menjalani pemeriksaan di mapolres Trenggalek, sementara itu 10 jerigen arak jowo dan satu unit truk yang digunakan untuk mengangkut disita untuk dijadikan barang bukti.

"Pelaku bakal kami jerat dengan pasal 6 ayai 1 Perda Kab Trenggalek No.09 tahun 1988 jo pasal 5 Perda No. 1 tahun 1996 serta pasal 17 Permenkes No. 86 tahun 1977 tentang minuman keras" jelas SIti.

Sementara itu saat dilakukan pemeriksaan, tersangka mengaku membeli minuman keras tersebut di Semarang, namun Ia membantah bahwa barang haram itu miliknya, melainkan titipan AA salah satu warga Tulungagung.

"Pelaku membeli miras itu seharga Rp1.600 ribu, sementara itu sebagai upah untuk mengangkut arjo dari semarang, Imron di beri imbalan oleh AA sebesar Rp250 ribu," kata Siti menjelaskan.

Polisi menduga, aksi yang dilakukan Imron tersebut sudah berlangsung lama, hal itu berdasarkan laporan dari masyarakat yang mengetahui persis sepak terjangnya.

"Kami tidak sertamerta melakukan penangkapan, namun selalu di dahului dengan penyelidikan, terkait dengan tersangka Imron, dia memang sudah lama menjadi target operasi kami, karena berdasarkan informasi dari masyarakat setiap kali operasi pelaku biasanya mengangkut miras lebih dari 100 jerigen," ujar Siti.

Lanjut siti, polisi saat ini masih berusaha mengembangkan kasus tersebut, pihaknya berjanji akan menekan peredaran miras di wilayah Trenggalek semaksimal mungkin.

Selasa, 08 November 2011

ANGKA KEMISKINAN TRENGGALEK TURUN TIPIS

Trenggalek, 8/11 (ADSFM) - Angka kemiskinan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur turun 2200 sepanjang tahun 2008-2010.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Trenggalek, Dandut, Selasa, mengatakan penurunan angka kemiskinan tersebut diketahui setelah BPS melakukan survey kemiskinan pada akhir 2010 yang lalu.

"Angka kasarnya sudah bisa kita lihat, untuk jumlah orang miskin di Trenggalek sebanyak 55.206 jiwa, sedangkan survey PPLS tahun 2008 angka kemiskinan di Trenggalek 57.406," katanya merinci.

Dari data survey tersebut jumlah warga miskin terbanyak diketahui berada di kawasan pegunungan, yaitu Kecamatan Dongko 8091 jiwa, Kecamatan Panggul 5723 jiwa dan Kecamatan Pule 4671 jiwa.

"Hasil pendataan PPLS tahun 2008 juga hampir sama, Kecamatan Dongko menempati urutan pertama dengan 8051 warga miskin, disusul Kecamatan Panggul 6521 dan Kecamatan Pule 6039," katanya.

Sementara itu kecamatan dengan jumlah penduduk miskin terendah berada di kecamatan Karangan dan Kecamatan watulimo.

"Kecamatan karangan itu jumlah penduduk miskinnya hanya 2853, sedangan tahun 2008 yang terendah di kecamatan watulimo dengan jumah penduduk miskin hanya 3036 jiwa," ucap Dandut.

Menurut kepala BPS Trenggalek ini, untuk menentukan jumlah warga miskin tersebut pihaknya perpedoman pada 14 indikator kemiskinan.

"Disitu ada beberapa poin, apabila warga memenuhi beberapa indikator kemiskinan itu maka akan dimasukkan dalam kategori miskin," katanya menjelaskan.

Beberapa indikator itu diantaranya, jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas rendah atau tembok tanpa plester, kemudian tidak memiliki fasilitas buang air besar.

"Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan 0.5 ha, buruh tani, nelayan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp.600.000 (enam ratus ribu rupiah) per bulan," tuturnya.

Dandut menambahkan data hasil survey tahun 2010 tersebut belum final, karena saat ini pihaknya masih melakukan pengolahan untuk menjabarkan hasil penelitian tersebut lebih rinci.

"Jadi nanti akan diketahui jumlah warga miskin itu mayoritas penghasilannya berapa , dari desa mana dan pekerjaanya apa," jelas Dandut.

Ia menargetkan bulan desember nanti pengolahan data tersebut selesai dikerjakan dan bisa segera diserahkan ke pemerintah daerah maupun pmerintah pusat.

"Nantinya kami juga akan mengumpulkan data 40 persen penduduk yang berpenghasilan menegah ke bawah. Setelah ini selesai langsung kami serahkan pemerintah, apa yang akan dilakukan selanjutnya kami serahkan semua pihak pemerintah daerah," katanya.

Senin, 07 November 2011

PEMKAB TRENGGALEK AKAN BANGUN 'BLK'

Trenggalek, 7/11 (ADSFM) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur berencana membangun Balai Latihan Kerja (BLK) di kecamatan Trenggalek pada tahun 2012 mendatang.

Pendirian tempat pelatihan calon tenaga kerja tersebut diharapkan mamu mencetak tenaga kerja yang terampil yang siap diterjunkan ke dunia usaha dan dunia industri, kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek Yoso Mihardi.

Rencananya BLK tersebut akan dibangun di tanah bekas SMK Merdeka yang berada di kelurahan Ngantru kecamatan Trenggalek.

Yoso menambahkan, pembangunan BLK ini bersamaan dengan upAya perampingan sejumlah lembaga pemerintahan di lingkup Pemkab Trenggalek.

"Kalau selama ini masyarakat maupun aparatur pemerintah tempat diklatnya jadi satu di Balai Diklat, nanti akan terpisah, masyarakat umum di BLK sedangkan Balai Diklat akan di ambil alih oleh BKD untuk dijadikan tempat pelatihan khusus untuk aparatur pemerintah," katanya.

Dengan adanya BLK tersebut diharapkan angka penyerapan tenaga kerja di Trenggalek setiap tahun terus mengalami peningkatan.

"Setelah BLK ini nanti terwujud, masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk mendapatkan tempat pelatihan kerja , cukup didalam kota dengan biaya yang murah dengan kualitas yang bagus," ucap Yoso.

Ia optimis pembangunan BLK dapat terwujud pada tahun 2012 mendatang, karena saat ini pembahasan rencana pembangunanya hampir final dan siap diserahkan ke DPRD Trenggalek.

"Nanti draffnya akan kami ajukan ke DPRD bersamaan dengan rencana perampingan lembaga pemerintahan," kata juru bicara Pemkab Trenggalek ini.

Sedangkan terkait tingkat kemanan lokasi pembangunan BLK dari bencana banjir, Yoso optimis dalam beberapa tahun kedepan kawasan tersebut akan terhindar dari bencana banjir.

"Memang betul, selama beberapa tahun belakangan ini lokasi eks SMK merdeka itu selalu menjadi langanan banjir , namun kami yakin setelah bendungan Tugu terwujud lokasi itu akan bebas banjir," kata pria asli Gandusari ini.

Sementara itu salah satu warga Trenggalek, Mohamad Guzaini menyambut baik rencana pemerintah kabupaten itu, ia berharap Pemkab Trenggalek juga menyiapkan tenaga yang mumpunni untuk menangani BLK tersebut.

"Kalau tenaga yang menangani cukup mumpuni saya yakin hasil yang didapatkan nanti akan maksimal," katanya.

KEPOLISIAN TRENGGALEK SITA ASET BOS KOPERASI

Trenggalek, 7/11 (ADSFM) Penyidik Kepolisian Resor (Polres) Trenggalek, Jawa Timur menyita harta benda milik bos Koperasi Serba Usaha (KSU) Dharma Putra, Durenan.

"Penyitaan ini sebagai langkah pengamanan terhadap aset milik bambang Sutrisna yang menjadi tersangka kasus dugaan penggelapan dana nasabah KSU," Kata kasubag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti MUnawaroh, Senin.

Barang-barang yang disita berupa perabot rumah tangga serta peralatan elektronik yang berada di dalam kantor sekaligus rumah Bambang Sutrisna di Desa Mlasan Kecamatan Durenan, Trenggalek.

"Sementara yang kami sita adalah barang-barang bergerak sedangkan untuk harta yang tidak bergerak seperti tanah maupun bangunan kami masih menunggu surat ijin khusus dari pengadilan," katanya.

Meskipun telah dilakukan penyitaan, namun seluruh barang milik tersangka tersebut tetap dibiarkan berada di dalam rumah.

"Ini namanya sita ditempat, jadi seluruh barang kami kumpulkan jadi satu kemudian disegel, selain itu juga kami masukkan dalam berita acara penyitaan "kata perwira pertama ini.

Keputusan sita ditempat itu dilakukan dengan pertimbangan keamanan, selan itu markas Polres Trenggalak tidak memiliki tempat khusus untuk menyimpan barang sitaan.

"Meskipun baran bukti tidak kami amankan di mapolres, namun pengawasan terhadap asset milik tersangka itu tetap kami lakukan, jangan sampai barang tersebut hilang atau berpindah tangan," ucap Siti.

Sementara itu dalam penyidikan kasus dugaan penggelapan uang nasabah tersebut, polisi berencana menjerat Bambang dengan pasal berlapis yakni pasal 372 KUHP tentanhg penggelapan jo Pasal 378 KUHP tentang penipuan.

"Saat kami periksa, tersangka tidak mengakui kalau telah menggelapkan dana nasabah, dia (tersangaka) hanya mengaku hanya terjadi kesalahan manajemen saja, bagi kami itu tidak menjadi masalah karena punya bukti yang kuat untuk menjeratnya " jelasnya optimis.

Dalam kasus tersebut Bambang Surtisna yang juga PNS di bagian umum Pemkab Trenggalek ini diguga menggelapkan uang nasabah sebesar Rp 4.5 millar.

Akibatnya ratusan nasabah koperasi Dharma Putra tersebut tidak bisa mengambil uang simpanan yang telah ditabung selama bertahun-tahun.

Sementara itu terkait kasus yang menjerat salah satu PNS dilingkup setda Trenggalek tersebut pemerintah daerah setempat belum mengambil langkah resmi.

"Karena ini sudah masuk dalam ranah hukum, maka kami serahkan sepenuhnya prosesnbya pada penegak hukum, sementara itu terkait statusnya sebagai PNS kamimasih menunggu hingga ada keputusan pengadilan," kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek, Yoso Mihardi.
Terima Kasih Telah Berkunjung Di Blog ADS FM
klik Tombol Play

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India